Rock Balancing, Cari Zero Poin Biar Klik

GT dan rekan-rekannya kerap berkunjung ke SLB di seputaran Bantul untuk mengajak anak-anak dengan autisme untuk memraktikkan rock balancing.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
Dok Pri
Rock balancing Indonesia. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bulat, pipih, besar, kecil, hingga tak beraturan.

Berbagai macam wujud bebatuan kali tampak tersusun rapi di tepian sungai pagi itu.

Adalah Suryadi (33) atau lebih dikenal dengan sebutan GT, ia menyusun batu-batu tersebut sendiri.

Bukan tanpa alasan ia menyusun batu-batu tersebut. Tidak dengan cara sembarangan pula dirinya menata bebatuan ini.

Rock balancing, itulah yang dilakukan GT.

Tak ada campur tangan mistis dalam rock balance ini.

"Ini namanya balancing art atau karena pakai batu namanya rock balance. Saya sudah belajar ini sejak 2013," kata GT sembari menyusun batu-batu berbagai ukuran di tepi sungai di Kedungmiri, Sriharjo, Imogiri, Bantul, belum lama ini.

Baca: Fenomena Rock Balancing Ini Lebih Dahsyat Dibandingkan Tumpukan Batu di Cidahu

GT mengakui, kegiatannya ini masih sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

"Ya memang seperti ini. Dikatain kurang kerjaan dan sebagainya," kata GT sambil tertawa.

Namun GT tak peduli akan pandangan orang.

Baginya rock balancing ini memiliki fungsi dan manfaat tersendiri.

"Ada unsur meditasinya di situ. Harus tenang dan fokus. Bagus untuk kontrol emosi," kata pria asli Bantul ini kepada Tribun Jogja.

Menurutnya, rock balancing ini juga dapat melatih kepekaan tangan.

"Jadi lebih peka, tahu kemana arah berat benda," jelas GT.

"Harus mencari zero poin biar batunya klik. Kalau zero poinnya sempurna, susunan batunya bisa bertahan berhari-hari," sambungnya.

Baca: Kelewat Lebay, Kelakuan Cewek Zaman Now Blayer Motor Bak Nikmati Musik Rock

Untuk mencari zero poin ini tentu diperlukan fokus yang tinggi.

"Kuncinya sabar, fokus. Karena fungsi rock balancing ini selain untuk fun, juga untuk kontrol emosi dan terapi juga," jelas GT yang memang menekuni rock balancing untuk melatih fokus dan kontrol emosi ini.

Rock Balancing Indonesia
Rock Balancing Indonesia (Dok Pri)

Bahkan, menurutnya, rock balancing ini dapat digunakan untuk terapi tremor.

"Kalau tangannya suka gemetar, bisa diterapi dengan rock balancing ini," tutur GT.

Energi dalam tubuh pun terlibat penting dalam rock balancing ini.

"Otot-otot yang rapuh ini, kalau dilewati energi jadi terpancing lagi. Jadi bisa bikin nggak tremor lagi," papar GT.

Bahkan, GT dan rekan-rekannya kerap berkunjung ke SLB di seputaran Bantul untuk mengajak anak-anak dengan autisme untuk memraktikkan rock balancing.

"Kami ajak mereka rock balancing. Jadi terapi juga buat mereka," tuturnya.

Baca: Perempuan asal Wonosari Ini Merasakan Panggilan untuk Mengabdi di Sekolah Khusus Autis

Rock balancing ini bagi GT lebih dari sekadar seni atau hobi.

Ia merasakan banyak manfaat yang ia dapat.

"Ini bisa juga untuk melatih attitude. Supaya kulina sabar dan fokus. Terbiasa untuk peka terhadap apapun. Dari situ jadi tumbuh rasa peduli termasuk peduli lingkungan," ujarnya.

Rock balancing ini pun termasuk dari balancing art yang dilakukan out door atau luar ruangan.

Ia memilih tepi sungai untuk melakukan rock balancing karena ia juga ingin terus meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap alam dan lingkungan.

"Kalau sungai bersih begini kan enak dipandang. Nggak banjir juga, makanya daripada buang sampah di sungai, mending rock balancing di sungai saja," ujarnya sambil tertawa.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved