Timnas Panjat Tebing Indonesia Akan Menjalani Simulasi Bertanding Melawan Tim Tiongkok
Timnas Panjat Tebing Indonesia akan menjalani simulasi bertanding melawan tim Tiongkok
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Tim Nasional (Timnas) Panjat Tebing Indonesia akan menjalani simulasi bertanding melawan Timnas Panjat Tebing Tiongkok.
Uji coba dilakukan dalam format mini game yang mempertemukan atlet panjat tebing dari kedua negara.
Kedua tim panjat tebing dari kedua negara telah menjalani latihan bersama, selama dua hari yaitu sejak hari Selasa (20/2) lalu.
Meski belum melakukan simulasi layaknya sebuah pertandingan resmi, namun dari latihan bersama, tim pelatih panjat tebing Indonesia cukup optimis dengan progres latihan yang telah dilakukan.
Tim panjat tebing putra mampu mencapai rata-rata waktu lima detik, sementara untuk catatan waktu tim panjat putri berada di catatan angka delapan detik.
Capaian ini lebih baik dibandingkan catatan waktu pemanjat putra dan putri dari Tiongkok yang masih tertinggal.
"Hasilnya mungkin karena dari tim Tiongkok baru tiba, jadi mungkin kondisinya belum fit dan mungkin juga masih adaptasi, kalau untuk catatan waktu kita masih unggul untuk putra dan putri," ungkap Asisten Pelatih Timnas Panjat Tebing, Sultoni, Kamis (22/2/2018).
Sultoni menambahkan, catatan waktu tersebut adalah hasil dari pengamatan yang dilakukan selama latihan bersama, karena kedua tim rencananya baru akan melakukan simulasi layaknya sebuah pertandingan resmi akhir pekan ini.
"Kalau untuk simulasi belum, kalau kemarin hanya dilihat catatan waktunya, kan kemarin baru latihan biasa juga untuk mengamati kekuatan Tiongkok," ungkap Sultoni disela mendampingi pelatih tim Triyanto Budi Santoso.
Timnas Panjat Tebing Tiongkok datang ke Yogyakarta dengan kekuatan 10 atlet, tiga pelatih dan satu fisioterapis di bawah komando pelatih kepala mereka, Lei Zhao.
Dari daftar yang ada, perpaduan atlet senior dan yunior mengisi komposisi timnas negeri Tirai Bambu.
Di senior ada Haimei Qiu yang lahir 1998, sementara termuda Yilling Song yang lahir pada 2000.
"Kalau dari Tiongkok mungkin yang kuat masih di putranya, dan juga combine, mereka baguslah. Soalnya mereka punya Zhong Qixin dan juara dunia lead Pan Yu Fei, tapi kemarin rekornya masih unggul kita, mereka kuat di combine," ujar Sultoni.
Menurut Sultoni, kesempatan untuk menjajal kekuatan tim Tiongkok menjadi modal berharga bagi Aspar Jailolo dkk untuk mempersiapkan diri lebih matang demi meraih medali di ajang Asian Games 2018 nanti.
"Persiapan sudah sangat maksimal, entah itu try out dan try in. Untuk proses untuk latihan fisik, kedisiplinan, kekompakan sudah semakin solid. Kita akan tampil maksimal untuk meraih medali di Asian Games," imbuhnya.
