Sugeng Optimis Wartawan Tetap Punya Naluri Memperjuangkan Nasib Orang Banyak

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS) Yogyakarta menggelar acara doa bersama di Rumah Budaya Tembi, Bantul, Jumat (9/2/2018).

Doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada wartawan DIY dan semua wartawan tanah air yang sudah meninggal.

"Kami berdoa bersama, mendoakan rekan kami sesama wartawan yang telah meninggal, sebagai bentuk penghormatan dan penanda bahwa kami masih akan terus mengingat mereka, sekaligus memperingati Hari Pers Nasional," kata Sugeng Wiyono, Sekretaris PWS usai sesi doa bersama berlangsung.

Dalam sesi doa tersebut hadir para anggota PWS se-DIY juga keluarga wartawan yang sudah meninggal.

Sesuai namanya, anggota PWS rata-rata telah berusia lanjut dan tak lagi bekerja di lapangan.

Sementara catatan dari PWS, wartawan asal DIY yang sudah meninggal berjumlah sekitar 160 orang dari berbagai media.

Baca: Perayaan HPN 2018, Tribun Jogja Undang Murid SD Juara

Sugeng punya pengharapan peringatan Hari Pers Nasional ini seyogyanya bisa melecut semangat para wartawan untuk terus berjuang melalui tulisannya demi mewujudkan perubahan yang lebih baik demi kemajuan bangsa dan negara.

Bahkan dengan gempuran pihak-pihak tertentu, idealisme harus tetap dijaga.

"Memang saat ini menulis sebagai wartawan beda dengan dulu, kalau dulu kami kesulitan akses kecepatan akses berita karena teknologi belum semaju sekarang, tapi sekarang pengaruh dari kanan-kiri demi kepentingan arah pemberitaan begitu besar, jauh lebih besar dibanding dulu," kata Sugeng.

Sugeng meyakini, separah apapun idealisme wartawan masa kini akhirnya terpengaruh oleh kepentingan tentu, tiap wartawan akan tetap punya naluri dari lubuk hati yang paling dalam untuk memperjuangkan nasib orang banyak.

Meski kadang porsinya kecil, tapi akan selalu ada di setiap relung hati setiap wartawan. (TRIBUNJOGJA.COM)