Tatap Muka Langsung Telah Tergantikan Oleh Media Sosial
Tren yang terjadi pada masa kini memang lebih banyak memanfaatkan media sosial.
Penulis: Tantowi Alwi | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Hairullah Gazali, Ketua Keluarga Public Relations (Kapurel) Yogyakarta mengatakan saat ini pertemuan tatap muka langsung telah tergantikan dengan adanya media sosial.
Menurutnya, pertemuan tatap muka langsung masih tetap dibutuhkan oleh seorang Public Relation (PR) atau Hubungan Masyarakat.
"Saya yakin tatap muka langsung tetap dibutuhkan," kata Hairul, Jumat (26/1/2018).
Tren yang terjadi pada masa kini memang lebih banyak memanfaatkan media sosial.
Tetapi menurutnya, tetap harus dikombinasikan dengan bertatap muka langsung.
"Karena membangun citra harus komprehensif," tuturnya.
Ia juga menilai yang terjadi pada masa kini yaitu para PR lebih condong membangun citra ketimbang hal yang lebih substansial.
"Padahal PR itu menjual, harapan saya bisa dipertegas perihal konteks tersebut," kata Hairul.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Hairul mengungkapkan juga bahwa teh saat ini bisa dimanfaatkan dalam negosiasi dan komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan kerja PR.
Selain kopi, teh saat ini juga tengah diminati banyak orang.
Menurutnya, teh menjadi minuman tren karena dianggap ringan tidak seperti kopi, sehingga siapapun saja bisa meminum teh.
Hal itu juga mendasari Kapurel untuk menjadikan teh sebagai topik diskusi rutin setiap bulannya yang digelar pada hari ini, Jumat (26/1/2018) sore.
Acara tersebut bertema 'Dealing Business dengan Teh' dan dilaksanakan di Hotel Satoria Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta.
"Kami bekerjasama dengan Perkebunan Teh dan Agrowisata Tambi Wonosobo untuk menjadi narasumber pada agenda kali ini," kata Hairul.
Pihak Tambi tersebut diminta untuk berbagi informasi terbaru apa dan bagaimana memanfaatkan teh dalam berkomunikasi.
Sebagai seorang PR, bahasa menggunakan teh dan kopi sudah menjadi tren, sehingga seluk-beluk mengenai teh harus dikuasai oleh seorang PR dalam menerapkan strategi negosiasinya.
"Intinya saat ini perkembangan teh seperti apa, varian tehnya apa saja, olahan hasil tehnya. Kemudian peminatnya ini siapa. Ini yang kita 'tembak', sehingga bisa menjadi lebih mudah dalam bernegosiasi," kata Hairul. (*)