Ini Pengakuan Jukir yang Tertangkap Pasang Tarif Mahal di Kota Yogya

Pengakuan para juru parkir nakal yang tertangkap polisi lantaran melambungkan tarif parkir cukup mencengangkan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Kasubag humas polresta yogyakrta, AKP Partuti Wijayanti menunjukan barang bukti beserta para oknum Jukir yang diamankan di Mapolresta Yogyakarta. 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Pengakuan para juru parkir nakal yang tertangkap polisi lantaran melambungkan tarif parkir cukup mencengangkan.

Agus Mulyadi (55) juru parkir warga Kraton, Yogyakarta yang diamankan polisi mengatakan pihaknya mendapatkan karcis parkir dengan cara membeli kepada seseorang berinisial B yang tinggal di wilayah Keraton.

"Karcis saya beli di B ini, dia itu tinggal di wilayah Keraton. Harganya Rp 10 ribu perbendel," ungkap AM saat ditanya di Mapolresta Yogyakarta, Kamis (28/12/2017).

Lebih lanjut, AM mengaku terpaksa menarik tarif parkir mahal lantaran dari karcis pembelian tersebut sudah ada nominal tarif yang tertera.

"Kan sudah ada tarifnya, saya tinggal tarik seharga itu," ungkapnya.

Diketahui, nominal tarif yang tertera dalam karcis yang dibeli AM tertera nominal tarif sekali parkir sepeda motor Rp 3.000, mobil Rp 10.000 dan elf Rp 20.000.

"Saya tarik tarif itu kepada para pengunjung yang datang di Jalan Tamansari," ujar dia.

AM sendiri mengaku merupakan juru parkir musiman yang artinya tidak selalu ada menarik tarif parkir di tempat itu.

" Saya jadi Jukir kalau ada even atau pas ramai saja, " ujar dia.

Sementara itu, Juru parkir lain yang beroperasi di Jalan Pekapalan sebelah timur Alun-alun utara, Yogyakarta, Mujiono mengatakan dirinya hanya ingin membantu para pengunjung yang kesulitan mencari lahan parkir.

"Saat musim liburan kan ramai, jalanan macet, saya cuma mau membantu merapikan kendaraan," ujar Mujiono.

Pasalnya, diakui Mujiono dirinya kerap kali ditegur pihak kepolsian yang tengah patroli saat melintas dan jalan tersebut macet.

"Kalau ada petugas patroli ke situ terus macet, saya dimarahin, kok nggak bantuin," ungkap Mujiono.

Dari seringnya teguran petugas itu, Mujiono yang mengaku sebenarnya berprofesi sebagai pedagang angkringan di sekitar Jalan Pekapalan tersebut, lantas berinisiatif untuk menertibkan kendaraan para pengunjung.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved