Macan Kumbang, Si Soliter yang Pintar Memanjat
Harimau Jawa diyakini telah musnah. Singa dan Panther tidak ada di negeri ini. Serigala dan hyena juga nihil.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Indikasi cirinya bisa dianalisis dari cetakan tapak kaki, bekas gigitan di leher, selain deskripsi dari saksi mata yang melihat langsubg penampakan satwa penyerang itu.
"Banyak orang cerita pernah melihat atau bertemu macan di Merapi, namun sejauh ini belum ada bukti visualnya. Jadi tidak mudah menentukan keberadaan satwa itu di hutan Merapi," kata Susilo.
Secara kondisi lingkungan, lereng Merapi ideal untuk hunian satwa predator ini. "Namun jika populasinya banyak, tentu teritorinya menjadi terbatas. Macan dan harimau ini soliter dan hidup di teritori tertentu," jelasnya.
Kepala Resort BKSDA wilayah Sleman, Suharmanto, masih belum yakin satwa pemangsa di Pakem itu macan tutul atau macan kumbang dari Merapi.
"Macan itu biasanya tak banyak memburu korban, atau borongan demikian banyak korban yang disasar. Satu saja cukup, dan itu yabg dikonsumsi," katanya saat menunjungi kandang lokasi serangan predator di Candirejo, Candibinangun, Senin (18/11/2017).
Harmanto membandingkan dengan kasus serangan ternak warga di Karangsari, Kulonprogo, Oktober lalu. Warga semula yakin pelakunya macan.
"Ternyata akhirnya diketahui kawanan anjing liar. Pemilik ternak melihat sendiri saat kawanan anjing liar menyerang piaraannya," jelas Suharmanto. (*)