FFD 2017 Sajikan Program Spesial Proyek 5 Pulau/5 Desa

Diskusi tersebut akan membicarakan gagasan, pengalaman, dan pembahasan tentang perbedaan ritme kehidupan masyarakat di daerah urban versus terpencil

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Fathonaty
Jumpa Pers FFD 2017 di IFI/LIP, Kamis (23/11/2017) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Festival Film Dokumenter (FFD) tahun ini kembali digelar pada 9-15 Desember.

Bekerjasama dengan Goethe-Institut Indonesia, akan diadakan program spesial pemutaran perdana dan diskusi Proyek 5 Pulau/5 Desa (5 Islands/5 Villages).

Film-film 5 Desa merupakan bagian terakhir dari proyek ini.

Film 5 Desa akan diputar pada Minggu 10 Desember di Societet Taman Budaya Yogyakarta, pukul 19.00 WIB.

Sedangkan film 5 Pulau akan diputar pada 11 Desember di IFI/LIP pukul 13.00 sekaligus diskusi proyek 5 Pulau/5 Desa.

Diskusi tersebut akan membicarakan gagasan, pengalaman, dan pembahasan tentang perbedaan ritme kehidupan masyarakat di daerah urban versus terpencil yang menjadi latar proyek ini.

Direktur Goethe-Institut Indonesia, Dr. Heinrich Blömeke bersama para pembuat film 5 Desa dari Indonesia dan seorang penanggap akan menjadi pembicara dalam diskusi ini.

Baca: Film Dokumenter Ahu Parmalim dan Hari Toleransi Internasional

Ernst Bloch, salah seorang filsuf kenamaan Jerman memperkenalkan satu tema unik: "Ungleichzeitigkeit."

Dalam bahasa Indonesia, tema ini dapat dipahami sebagai situasi masyarakat yang memiliki kehidupan non-simultan atau tidak serentak.

Ada masyarakat urban yang bergerak serba cepat, tapi di saat yang sama terdapat masyarakat lain di daerah-daerah terpencil yang menjalani hidup mereka dengan lebih lambat.

Perbedaan ritme ini mendorong terbentuknya segmen-segmen kelompok yang terabaikan, terlupakan, atau terlewatkan dari arus informasi utama.

Perdebatan tentang cepat atau lambatnya ritme kehidupan suatu masyarakat inilah yang menjadi titik mula proyek 5 Pulau/5 Desa.

Karya-karya yang dihasilkan dalam proyek ini dikerjakan di tempat-tempat yang kurang tersentuh arus informasi utama, yang secara geografis sulit dijangkau menggunakan moda transportasi biasa atau tempat yang jauh dari jangkauan radar media massa arus utama.

Agenda pemutaran lainnya dalam FFD tahun ini yakni Perspektif, Spektrum, Dear, Memory: Eksperimentasi Ingatan, dan Doc Music.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved