Antisipasi Kebakaran, RSUD Wonosari Adakan Simulasi
Simulasi diadakan untuk kesiapsiagaan baik dari petugas, medis, dokter, pasien, keluarga pasien bagaimana menghadapi situasi darurat.
Penulis: trs | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Sesuai dengan standar akreditasi Rumah Sakit dan manajemen fasilitas serta keselamatan, RSUD Wonosari melakukan simulasi penanggulangan bencana, Kamis (7/12/2017).
Mengingat juga potensi bencana di Gunungkidul sangatlah tinggi, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan kekeringan, kegiatan yang dilakukan oleh RSUD Wonosari ini merupakan kegiatan rutin setahun sekali.
“Hari ini, kami bekerjasama dengan pihak eksternal melaksanakan simulasi penanganan bencana,” kata Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati.
Ia menjelaskan, simulasi penanganan bencana melibatkan sebanyak 196 karyawan RSUD Wonosari dan juga delapan instansi eksternal meliputi kepolisian, koramil, BPDB, pemadam, GES, Dinkes, dan Satpol PP.
Dalam simulasi tersebut diskenariokan telah terjadi gempa bumi, seolah ada guncangan yang hebat sehingga mengakibatkan ruang keperawatan Bangsal Dahlia RSUD Wonosari terbakar.
Situasi saat itu sangat kalut, diceritakan terdapat 20 orang korban dalam kejadian tersebut, dan petugas berupaya untuk menyelamatkan para korban.
Tiga diantaranya meninggal dunia, lima korban mengalami luka berat, tujuh orang luka sedang, dan terakhir lima orang korban luka ringan.
“Saya mengucapkan terimakasih karena pelaksanaan simulasi dilakukan dengan serius. Kita semua tidak berharap bencana datang, namun kesiapsiagaan harus dilakukan,” tegasnya.
Manajer Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Marno mengatakan, simulasi bencana ini sengaja dilakukan di RSUD setiap tahunnya.
“Karena di rumah sakit banyak menyimpan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar,” kata Marno.
Simulasi diadakan untuk kesiapsiagaan baik dari petugas, medis, dokter, pasien, keluarga pasien bagaimana menghadapi situasi darurat.
Menurut Marno, dengan digelarnya simulasi ini menjadi bukti bahwa rumah sakit telah siaga menghadapi kebencanaan.
“Kerjasama lintas sektoral sangat diperlukan karena ada kaitannya dengan kebencanaan,” kata Marno. (*)