Tol Bawen Yogyakarta

Ratusan Mata Air di Wilayah Terdampak Pembangunan Tol Bawen Yogyakarta Terancam Mati

Keberadaan sumber mata air difungsikan untuk pengairan ratusan hektar lahan pertanian yang ada di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri K
Konsultasi publik Analisis Masalah dan Dampak Lingkungan (Amdal) pembangunan Jalan Tol Bawen - Yogyakarta di rumah makan Progosari, Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (4/12/2017). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pembangunan jalan tol Bawen - Yogyakarta diminta untuk memperhatikan aspek lingkungan.

Pasalnya banyak sumber air yang terancam mati di sepanjang wilayah terdampak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Tri Agung Sucahyo mengatakan, pihaknya mencatat kurang lebih terdapat 100 mata air yang terdapat di sepanjang wilayah yang terdampak pembangunan tol.

Oleh karena itu, pihak pembangun wajib melakukan pencermatan wilayah desa mana saja yang memiliki sumber mata air, yang terdampak pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.

Hal ini untuk memastikan keberlangsungan dari sumber mata air tersebut.

"Ada kurang lebih 100 sumber mata air yang kami khawatirkan keberlangsungannya, oleh karena itu perlu ada pencermatan di desa mana saja yang melewati sumber mata air, jangan sampai pembangunan tol malah mematikan mata air di daerah tersebut," ujar Tri Agung Nurcahyo, Selasa (5/12/2017).

Dikatakannya, keberadaan sumber mata air tersebut sangatlah penting karena menyangkut kebutuhan air masyarakat di Kabupaten Magelang.

Selain itu keberadaan sumber mata air tersebut juga difungsikan untuk pengairan ratusan hektar lahan pertanian yang ada di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang.

Lanjutnya, adanya pembangunan jalan bebas hambatan tersebut, mengancam keberadaan sumber mata air di wilayah terdampak pembangunan tol.

Dampak yang ditimbulkan yakni masyarakat dapat kehilangan sumber mata air, selain itu lahan pertanian juga terancam akan mati.

"Kalau mata air mati, jelas akan berdampak kepada sektor pertanian kami. Pembangunan sektor pertanian memerlukan suplai air, oleh karena itu ini perlu dicermati oleh pihak pembangun," ujar Tri.

Tri menambahkan, selain keberlangsungan mata air dan lahan pertanian, pihak pembangun juga harus memikirkan kaitannya situs purbakala yang terdapat di delapan kecamatan terdampak pembangunan tol.

Situs purbakala tersebut merupakan situs dilindungi oleh negara, dan merupakan daya dukung dari wisata internasional Candi Borobudur.

"Kaitannya situs purbakala ada delapan kecamatan mengenai situs purbakala, bisa dikomunikasikan agar tidak nabrak situs tersebut," ujarnya .

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved