Rusunawa Triharjo Disiapkan Tampung Warga Penolak Bandara Kulonprogo
Rusunawa di Kulonprogo hanya ada dua lokasi yang kesemuanya berada di Kecamatan Wates, yakni Rusunawa Triharjo dan Rusunawa Giripeni.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menyiapkan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) untuk menampung warga terdampak pembangunan bandara yang dimungkinkan tergusur paksa oleh langkah pengosongan lahan dari PT Angkasa Pura I, Senin (4/12/2017) besok.
Tribunjogja.com mencatat, rusunawa di Kulonprogo hanya ada dua lokasi yang kesemuanya berada di Kecamatan Wates, yakni Rusunawa Triharjo dan Rusunawa Giripeni.
Namun, Rusunawa Giripeni hingga kini belum sepenuhnya siap huni sehingga lokasi paling memungkinkan yakni di Rusunawa Triharjo karena sudah berpenghuni meski belum seluruh kamarnya terpakai.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Paguyuban Penghuni Rusunawa Triharjo, Sutarto.
Pekan lalu, pihak Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo sudah menghubunginya dan memintanya untuk menyiapkan kamar hunian di lantai 3 dan 4 di gedung B (gedung utara).
Informasi yang didapatnya, ada sekitar 40 kepala keluarga terdampak bandara dari Temon akan menghuni rusun tersebut.
Di tiap lantai itu memang terdapat sekitar 24 kamar.
Adapun gedung utara di kompleks rusunawa itu terdiri atas lima lantai di mana lantai 1 dan 2 sudah penuh terisi oleh penghuni lain.
Demikian juga Gedung A di sisi selatan yang sudah penuh terisi.
"Saya disuruh untuk bersihkan kamar dan pasang keran serta ngisi pulsa listriknya. Sekarang sudah siap huni," kata Sutarto. Minggu (3/12/2017).
Ia mengaku belum tahu kelanjutan rencana tersebut.
Pihak DPUPKP menyebut bahwa kepala desa asal warga itu akan datang untuk berkoordinasi dengannya.
Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut apapun.
"Pihak DPU sudah punya daftar calon penghuninya dan tinggal koordinasi dengan lurahnya. Tapi ya sampai sekarang belum ada tindak lanjut," kata dia.
Seperti diketahui, saat ini masih ada sebagian warga yang bertahan tinggal di rumahnya yang ada di dalam cakupan lahan proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) tersebut.