Banjir dan Longsor DIY
Begini Dampak Cuaca Ekstrem pada Sektor Pariwisata DIY
Beberapa penerbangan yang delay akibat cuaca uang tak bersahabat juga menjadi hambatan para wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung hingga tanggal 30 November nanti di wilayah DIY berdampak juga dengan industri pariwisata DIY.
Ketua Association Of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) DIY, Udhi Sudiyanto menuturkan, sejak hujan turun terus menerus hampir setiap hari, kegiatan wisatawan atau kegiatan lain yang awalnya outdoor terpaksa dipindah menjadi kegiatan indoor.
Hal ini diakui Udhi cukup berpengaruh terhadap rencana awal para wisatawan dan cukup mengganggu.
Beberapa penerbangan yang delay akibat cuaca uang tak bersahabat juga menjadi hambatan para wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
Baca: Seekor Buaya Gegerkan Warga Kwagon Sleman
Sementara terkait aktivitas erupsi Gunung Agung di Bali rupanya berpengaruh signifikan pada lama tinggal wisatawan khususnya yang berasal dari Eropa di Yogyakarta.
Hal ini terjadi lantaran kombinasi berwisata wisatawan asal Eropa yang memiliki kebiasaan mengunjungi destinasi wisata di wilayah Jawa baru kemudian melanjutkannya ke Bali.
Rata rata, mereka menghabiskan sekitar 3 Minggu untuk berwisata di pulau Jawa dan Bali.
Hanya saja usai menghabiskan waktu wisata di Jawa dan ingin melanjutkan ke Bali, terkendala meletusnya Gunung Agung.
Alhasil sebagian wisatawan memilih menghabiskan jatah berlibur dengan tujuan awal ke Bali dialihkan ke Jawa.
"Para wisatawan ini kan terbatas waktu, akhirnya meminta tolong kami untuk mencarikan alternatif wisata, ada yang ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Akhirnya long stayed atau lama tinggal mereka di Yogya lebih lama" terang Udhi.
Baca: Sultan Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem
Lanjut Udhi, berbeda dengan wisatawan asal Jepang dan Korea Selatan.
Mereka banyak yang membatalkan berkunjung ke Yogyakarta lantaran tujuan pertama adalah Bali dan ketika terdampak aktivitas erupsi gunung agung maka mereka juga memilih membatalkan perjalanan wisatanya ke Yogya.