44 Tahun Mbah Nardi Jalani Profesi Tukang Pijat Urut
Karena terbiasa membantu sang kakek memijat pelanggan akhirnya lama kelamaan ilmu pijat itu menular pada dirinya.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mbah Sunardi, tukang pijat urut jalanan di jalan Gejayan ternyata sudah 44 tahun menjalani profesi sebagai tukang pijat.
Ia mendalami ilmu pijat urut secara Otodidak.
Awalnya, ia mengaku hanya ikut pada kakeknya yang juga seorang tukang pijat.
Karena terbiasa membantu sang kakek memijat pelanggan akhirnya lama kelamaan ilmu pijat itu menular pada dirinya.
Dahulu, setiap hari ia mengaku harus berjalan berkeliling menemani sang kakek untuk mencari rezeki dengan memijat.
"Saya jalani tukang pijat sudah 44 Tahun, mulai dari usia 20 tahun,"ujar
Lelaki berusia 64 tahun tersebut bercerita, dirinya mulai membuka praktek pijat urut jalanan di jalan Gejayan, depan kampus Sanata Dharma dari sekitar 6 bulan silam.
Tepatnya ketika bulan Ramadhan 1438 H yang telah lalu.
"Kalu tidak hujan, setiap hari saya buka praktek disini sejak bulan puasa kemarin," ujar Mbah Nardi, Sabtu malam.
Dijelaskan Mbah Nardi, awal mula dirinya memutuskan untuk membuka praktik pijat urut dijalanan lantaran terpaksa karena beberapa hotel sudah tak membutuhkan jasanya lagi.
Ia mengaku, sebelum jadi pijat urut jalanan, dirinya mengandalkan peruntunganya dengan pijat keliling hotel.
"Sebelum disini, saya menawarkan jasa pijat keliling hotel," ungkap dia.
Namun, semenjak okupansi hotel di Yogyakrta menyusut, dirinya tak mampu lagi mengandalkan hotel untuk mencari rezeki.
Uniknya, selama menjalankan profesi sebagai tukang pijat, Mbah Nardi mengaku tak pernah mematok tarif sebagai imbalan dari jasanya.
Para pengguna jasanya yang menentukan sendiri Besaran biaya berapa yang harus dibayarkan.
Dibayar berapapun ia mengaku pasti akan menerima dengan perasaan senang.
"Saya tidak pernah mematok tarif, setelah di pijat, berapapun yang diberikan kepada saya, pasti saya terima dengan legowo (senang hati)," ungkap dia.
Diceritakan Mbah Nardi, selama ini para pengguna jasanya sebagian besar sering datang dari kalangan mahasiswa.
Para Mahasiswa ini, kata Mbah Nardi kebanyakan mengeluh karena sakit kepala, badan pegal-pegal dan capek.
"Ada juga karena keseleo," imbuh dia.
Untuk mengatasi semua keluhan yang datang dari para pengguna jasanya, Mbah Nardi memiliki beberapa ramuan oles diantaranya Handbody, minyak Gandapura, minyak telon, minyak GPU dan parem.
Parem ini dilulurkan di bagian tubuh pasien yang akan berkhasiat untuk mengundurkan otot-otot yang tegang.
"Terbuat dari campuran Kencur, jahe, sereh, dan cengkeh," ujar dia.
Bermodalkan sepeda ontel dan spanduk bertuliskan pijat urut jalanan, Mbah Nardi setiap hari mengandalkan peruntungannya di jalan Gejayan, tepatnya di depan Kampus Sanata Dharma.
"Jika kondisi cuaca cerah, dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 01.00 Wib," terang dia. (*)