Bintang Holywood Bersatu dan Perangi Wabah Predator 'Seks' di Industri Film dan TV

Hal tersebut akan menyingkirkan monster-monster Holywood yang mendapat tuduhan melakukan pelecehan, penyerangan dan pemerkosaan.

Penulis: Hanin Fitria | Editor: oda
pojoksatu.co.id
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Dua ikon layar kaca bergabung dengan kampanye yang digalakkan Oprah setelah skandal seks mewabah industru film dan TV.

Pada saat yang sama studio-studio terkemuka telah menerapkan beberapa pasal mengenai moralitas yang baru untuk semua kontrak, termasuk aktor-aktor yang masuk dalam daftar A-list.

Pasal tersebut harus dipatuhi,jika tidak akan diberikan denda yang besar, pemberhentian secara sepihak dan pelanggaran hukum.

Hal tersebut akan menyingkirkan monster-monster Holywood yang mendapat tuduhan melakukan pelecehan, penyerangan dan pemerkosaan terhadap lebih dari 30 tokoh selebriti dalam enam minggu terkhir.

Mereka yang dituduh termasuk produser Harvey Weinstein, yang menghadapi tuntutan oleh 70 wanita, Sylvester Stallone, Kevin Spacey, Richard Dreyfuss, Dustin Hoffman, aktor Inggris Ed Westwick, komedian Louis CK, sutradara George Takei dan Oscarnominated, Trek Trek, James Toback.

Oprah grup yang menyusun rencana untuk melakukan perubahan terhadap industri fim dan TV, mencakup Kathleen Kennedy, mantan mitra bisnis Steven Spielberg dan eksekutif senior Star Wars yang 60 filmnya telah meraup lebih dari 13 trilliun rupiah.

Juga dalam grup tersebut terdapat mantan bos studio Sony Amy Pascal, yang sekarang mengelola perusahaan produksi sendiri dan Shonda Rhimes, pencipta dan produser serangkaian hit TV termasuk drama medis Gray's Anatomy yang telah lama berjalan.

Dengan pemilik jaringan dan mantan rombongan rombongan obrolan TV Oprah, pebalap muda ini telah bertemu dua kali secara pribadi di kantor manajemen bakat Creative Artists Agency di Los Angeles.

Pertemuan tersebut pertama kali dilaporkan pada minggu lalu di The Ankler, sebuah newsletter berlangganan online yang ditujukan untuk 'orang dalam' Hollywood, yang mengungkapkan bahwa kelompok tersebut telah mengadopsi judul informal dan seperti berteriak: "Time's up".

Tiga peserta telah mengkonfirmasi rencana perangnya untuk mengusir para predator Hollywood.

"Predator seksual telah memanfaatkan wanita dalam bisnis ini selama beberapa dekade dan akan terus melakukannya kecuali jika perubahan seismik diadopsi saat ini," ujar satu dari tiga peserta tersebut.

Mereka mengatakan ingin melihat lebih bayak wanita yang dipekerjakan di idutri film dan TV, namun dengan sistem yang efektif.

Jika terdapat pelangaran yang terjadi dapat melaporkan tanpa takut adanya pembalasan dari sang predator terebut.

Pada akhirnya akan menciptkan lingkungan kerja dimana wanita tidak lagi merasa terancam atau dipaksa.

Beberapa studio, termasuk Paramount dan MGM, sudah menjadi klausa moralitas "beefing-up" dalam kontrak dengan pembuat film dan pemain utama mereka.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved