Menristekdikti Hadir dalam Puncak Milad ke-26 Unisa Yogyakarta
Penghargaan juga diberikan kepada pihak-pihak yang berkontribusi dan berpengaruh terhadap perkembangan Unisa.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Aisiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar Sidang Senat Terbuka dan mengundang Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir, Senin (6/11/2017) kemarin.
Sidang Senat Terbuka yang merupakan puncak milad ke-26 ini mengangkat tema “Peran Perguruan Tinggi Dalam Menggerakkan Kepemimpinan Perempuan Untuk Indonesia Berkemajuan”.
Rektor Unisa, Warsiti, mengatakan Tahun 2016 merupakan tahun yang mengawali sebuah perubahan besar bagi Aisyiyah khususnya dalam bidang pendidikan tinggi, yaitu dengan ditetapkannya perubahan status dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan menjadi Universitas yang kemudian disebut Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.
Ia menuturkan, sejak awal berdirinya, Unisa tidak bisa dilepaskan dari kiprah Aisyiyah sebagai sebuah organisasi perempuan besar yang telah menunjukkan kiprah nyata dalam pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan.
"Transformasi Unisa dari lembaga pendidikan kebidanan dan kesehatan menjadi sebuah universitas merupakan aktualisasi dari visi gerakan Aisyiyah," ujarnya.
Baca: Universitas Aisyiyah Yogyakarta Gelar UNISA Fest
Lebih lanjut Warsiti mengatakan, tema tersebut ditetapkan sebagai komitmen UNISA dalam mewujudkan peran perguruan tinggi sesuai dengan Undang-Undang No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.
Dengan tema ini diharapkan mampu memberikan makna baru yang mendalam bagi seluruh civitas akademika UNISA.
"Terutama dalam hal aktivitas Catur Dharma Perguruan Tinggi, memunculkan ide baru, inovasi baru dalam peran kepemimpinan publik Unisa, serta implementasi rencana strategis Unisa," tambahnya.
Melalui kegiatan ini pula kemanfaatan dan kesyukuran universitas bisa dirasakan dengan pemberian Beasiswa kepada mahasiswa daerah tertinggal dan kader persyarikatan, serta mahasiswa yang memiliki potensi akademik yang baik namun kurang mampu secara ekonomi.
Penghargaan juga diberikan kepada pihak-pihak yang berkontribusi dan berpengaruh terhadap perkembangan Unisa.
Sementara itu Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan pihaknya terbuka menerima inisiasi maupun inovasi dari perguruan tinggi.
Seperti Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang menyampaikan keinginannya untuk membuka program studi magister Fisioterapi.
“Saya selalu mengapresiasi pada perguruan tinggi yang mempunyai inisiatif atau berinovasi terhadap pengembangan sumber daya. Jika memang layak, silahkan saja. Secepatnya akan lebih baik,” ungkapnya.
Nasir mengatakan, dulu dia menilai program studi kesehatan itu lemah dalam pengembangan sumber daya manusianya dengan alasan tidak ada S2 nya.