Hari Libur PKL Malioboro Diharapkan Bisa Berjalan secara Mandiri

Apapun kegiatan yang diusung dalam Selasa Wage, tema besarnya tetap reresik atau bersih-bersih.

Penulis: gil | Editor: Ari Nugroho
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Para pedagang mulai dari pintu kereta api (KA) Stasiun Tugu sampai Titik Nol Kilometer berhenti berjualan selama 24 jam, Selasa (31/10/2017) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kegiatan Selasa Wage atau hari libur PKL Malioboro ke depannya diharapkan bisa berjalan secara mandiri, tanpa arahan Pemkot Yogyakarta.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto mengatakan, agenda setiap 35 hari sekali ini telah masuk sebagai agenda rutin.

Ia berharap, kegiatan ini bisa berjalan mandiri oleh komunitas pedagang Malioboro.

"Ke depannya bisa lebih mandiri, jadi besok-besok tidak perlu kami yang menentukan, tapi para pedagang, pemilik toko, dan komunitas bisa menentukan sendiri mau melakukan apa setiap Selasa Wagenya," tutur Yunianto pada Selasa (31/10/2017).

Ia menyebut, apapun kegiatan yang diusung dalam Selasa Wage, tema besarnya tetap reresik atau bersih-bersih.

Baca: Inilah Waktu yang Baik untuk Menikmati Malioboro

Kegiatan pendukung dari komunitas harus bisa memberikan manfaat dalam menjaga keasrian Malioboro.

Tema di edisi kedua penyelenggaraan adalah warna warni.

Menggandeng komunitas, para pedagang dan petugas kebersihan Pemkot Yogyakarta melepas stiker dan coretan-coretan di tembok.

Pun juga banyak pedagang melakukan pengecatan ulang.

"Edisi ke depannya tetap bersih-bersih tapi mungkin lebih fokus ke sirip-sirip Malioboro," sebutnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved