Pitha Haningtyas Mentari Mengaku Sempat Kewalahan Menghadapi Thailand
Ia sempat kebingungan dalam menentukan pola permainan melawan Thailand
Penulis: trs | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pitha Haningtyas Mentari gadis kelahiran Jakarta tahun 1999 ini telah memenangkan perempat final bersama pasangannya Rivoy Rivaldy melawan Thailand dalam ajang Blibli.com Yonex-Sunrise BWF World Junior Championships 2017, Jumat (20/10/2017).
Gadis yang penuh keceriaan ini mengaku sempat kewalahan dalam menghadapi Thailand kemarin, menurutnya pasangan ganda campuran Thailand lebih siap dalam menghadapi Indonesia.
"Mereka lebih siap, dan aku takut-takut, lebih berhati-hati, mereka sudah siap mainnya, dan juga sudah mempelajari permainan aku," jelas Mentari.
Ia sempat kebingungan dalam menentukan pola permainan melawan Thailand, pertamanya ia bersama pasangannya mencoba untuk terus memberikan umpan loop kepada lawan.
Namun ternyata itu tidak efektif, malah membuat Indonesia tertinggal di babak pertama.
"Aku sempat bingung dengan coba pola di awal, tapi malah jadi boomerang buat aku," jelas Mentari.
Persiapan untuk pertandingan semi final, Mentari akan mempelajari karakteristik bermain lawan dengan melihat rekaman video pertandingan-pertandingan yang pernah dilalui oleh lawannya.
Dengan begitu ia akan mengukur kekuatan, dan cara bermain lawan.
Baca: Perempat Final, Indonesia Menang Dari Malaysia. Begini Jalannya Pertandingan
Selain itu juga, yang pastinya ia akan menyiapkan mental dan fisik, agar lebih maksimal pada pertandingan semi final. "Sebenarnya gak ada yang ditakutin, aku gak ini jadi beban yang penting enjoy. Yang pasti jaga kesehatan, istirahat, dan makannya yang paling di jaga," kata Mentari.
Mentari menceritakan dirinya mulai bermain badminton sejak ia berumur tujuh tahun, dan pertama kali ikut berlatih badminton karena melihat kakaknya yang juga bermain permainan yang menjadi kegemaran masyarakat Indonesia ini.
"Pertama ikut badminton karena kakak. Dari liat, terus pengen coba, eh malah saya yang keterusan," tutur Mentari.
Saat ini, Mentari baru saja menyelesaikan pendidikannya dibangku SMA, dan kakaknya yang menyebabkan ia terjun ke olahraga badminton ini sudah berhenti sejak SMP karena ingin fokus sekolah.
Selama sekolah, Mentari sempat beberapakali mewakili sekolahnya dalam berbagai ajang pertandingan badminton, meskipun ia mengaku tidak terlalu sering, karena saat SD, dirinya masih belum memfokuskan untuk sepenuhnya bermain badminton
"Tidak sering, karena waktu SD masih belum fokus banget, mulai fokus itu tahun 2012," jelasnya.
Mentari mengatakan orangtuanya sangat mendukung apa saja yang dilakukan oleh Mentari selama kegiatan yang ditekuninya positif.
Pemain ganda campuran ini mempunyai atlit idola yaitu Liliyana Natsir.
"Aku suka dia (Liliyana Natsir) dari cara bermainnya, dan attitude dia ketika dilapangan, itu yang aku kagumi dari dia," jelasnya.
Saat ditanya apa yang paling penting selama berlatih badminton, ia menjawab yang paling penting adalah kedisiplinan, dan juga memiliki motivasi dalam berlatih maupun bertanding.
Untuk Mentari, yang memotivasi dirinya sendiri untuk terus maju adalah orangtuanya, karena ia berkeinginan untuk membanggakan orang tuannya melalui olahraga badminton ini.
"Aku cuma dari tiga bersaudara, aku yang jadi atlit, ya pingin lah menjadi yang terbaik buat membanggakan orang tua," katanya.
Sebelum latihan atau lagi sendiri kadang Mentari berfikir, apa yang ia lakukan ini juga untuk orangtuanya, dan yang terpenting dalam melakukan berbagai kegiatan adalah kita harus mencintai apa yang kita lakukan. (TRIBUNJOGJA.COM)
