Bupati Kulonprogo : Rasa Kopi Kulonprogo Belum Terstandarisasi
Impiannya, kopi asal Kulonprogo nantinya bisa bersanding dengan produk dari luar, termasuk mancanegara.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan masyarakat Kuloprogo memiliki beberapa produk komoditas unggul.
Budidaya secara seksama dilakukan untuk menghasilkan produk berkualitas dan berproduktivitas tinggi.
Produk tersebut antara lain teh, kopi, kakao, beras, kelapa, dan lainnya.
Pihaknya dalam hal ini menggencarkan kampanye 'Bela Beli Kulonprogo' untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan usaha mikro pengolahan pangannya.
Adapun olahan pangan yang bisa didapatkan saat ini antara lain Kopi Suroloyo, Teh Celup Menoreh, Kecap Benguk, Tepung Mokaf, Beras Menur, dan lainnya.
Namun begitu, Hasto menyadari kualitas produk tersebut saat ini kurang bisa bersaing di pasaran meski masih bisa dioptimalkan.
Kopi Suroloyo, misalnya, Hasto mengakui rasanya belum mampu memenuhi standar rasa yang disukai para penggemar kopi.
"Bisa jadi, kopi ini rasanya tidak kalah dengan Starbucks. Tapi kami tidak ngotot dan sadar diri akan rasanya. Setahun ini kami akan mencoba filtrasi kopi Kulonprogo ini supaya sesuai standar," kata Hasto dalam Peresmian Pusat Pengelolaan teh Menoreh (PPTM) dan Launching Produk Olahan Pangan di Ngaliyan, Desa Ngargosari, Samigaluh, Kamis (12/1/2017).
Impiannya, kopi asal Kulonprogo nantinya bisa bersanding dengan produk dari luar, termasuk mancanegara.
Termasuk juga diharapkan bisa dijual di area dalam bandara untuk pemasarannya.
Dengan begitu, citra kopi Suroloyo bisa lebih terangkat dalam segmen lebih luas.
"Semoga sebelum bandara beroperasi, sudah ada kopi yang terstandarisasi dari Kulonprogo. Kita punya bandara, seharusnya produk kita bisa bersaing," kata Hasto.(*)