Demi Mendapatkan Air Warga Gunungkidul Rela Antre Sampai Larut Malam
Secara beraturan, warga mengantrikan jeriken berjejer-jejer sampai mobil tangki.Begitu penuh, warga mengambil jeriken kosong untuk diisikan
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Puluhan warga Dusun Tekik, Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul rela mengantre hingga malam hari untuk mendapatkan bantuan air bersih.
Hal ini disebabkan oleh terlambatnya bantuan yang dikirim oleh pemerintah.
Sedari pukul 21.00 WIB, pada Senin (18/9/2017) puluhan warga sembari membawa jeriken sudah menunggu sejak lama, mobil tangki dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul di depan salah satu rumah warga setempat.
Namun mobil tangki bantuan air tersebut baru tiba pukul 22.00.
Hal ini dikarenakan jarak yang jauh dari kota, sementara sumber air terdekat berasal dari daerah Wonogiri, Jawa Tengah, yang ditempuh dua jam lamanya.
Baca: Terdampak Kekeringan, Warga Terpaksa Mandi Satu Kali Sehari
"Sudah menunggu dari pukul 21.00 WIB malam, tapi truk baru datang jam 10 malam. Mereka mengambil air dari Wonogiri, karena di sini tidak ada sumber air yang dekat," ujar Suwanto, salah seorang warga Dusun Tekik, Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul.
Secara beraturan, warga mengantrekan jeriken berjejer-jejer sampai mobil tangki.
Begitu penuh, warga mengambil jeriken kosong untuk diisikan selanjutnya.
Petugas BPBD Gunungkidul dengan telaten menuangkan air ke dalam jeriken hingga penuh.
Suwanto mengatakan, krisis air bersih telah melanda wilayahnya sejak Mei 2017 lalu.
Tidak ada sumber air terdekat di desanya, bak penampungan pun sudah kering.
Nihilnya bantuan juga menyebabkan dampak kekeringan yang diderita oleh warga semakin parah.
Ia mengatakan, warga terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.