Umat Muslim dari Berbagai Daerah Banjiri Magelang

Untuk menuju lokasi, massa harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer, mengingat aparat kepolisian sudah mensterilkan Jalan Soekarno-Hatta.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Para peserta aksi solidaritas Rohingya mengambil air wudhu di sumber air yang disediakan panitia penyelenggara, Jumat (8/9). 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sejak pagi hari, Jumat (8/9), kisaran pukul 08.00 WIB, para peserta aksi solidaritas Rohingya mulai berdatangan menuju Masjid An-Nur, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Menariknya, mereka datang dari berbagai daerah di indonesia.

Sebagian besar peserta aksi menggunakan pakaian serba putih, yang berjalan sembari memekikkan takbir secara bersama-sama.

Untuk menuju lokasi, massa harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer, mengingat aparat kepolisian mensterilkan Jalan Soekarno-Hatta dari kendaraan bermotor.

Satu di antaranya Hendri, anggota Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Karesidenan Magetan, Jawa Timur, yang datang bersama rombongan sekitar 100 orang.

Ia mengaku berangkat menggunakan satu bus dan dua mobil, sejak Kamis (7/9) malam.

Baca: Polisi Geledah Kendaraan Massa Kepung Borobudur

"Murni keinginan kami, atas dasar rasa empati dan prihatin, atas kondisi muslim Rohingya di Myanmar. Saudara muslim, ibarat anggota badan sakit maka anggota lainnya juga ikut merasakan," katanya.

Hendri pun memaklumi jika aparat menerapkan pengamanan yang bida dibilang ekstra ketat.

Menurutnya, hal tersebut demi menjaga keamanan dan kenyamanan, baik bagi peserta aksi, maupun masyarakat sekitar.

"Tidak apa-apa, asal petugas juga tidak represif. Tapi, sejauh ini baik-baik saja. Kami ke sini kan tidak ada niat untuk membuat kerusuhan, hanya shalat, doa dan menggalang dana," ucapnya.

Baca: Koordinator Aksi Anggap Pengamanan Polisi Cukup Berlebihan

Sementara itu, Aditya Lukman Hakim, koordinator FUIB Cilacap, Jawa Tengah, mengatakan rela datang ke Magelang, untuk ikut memberikan dukungan dan doa kepada kaum Rohingya.

Ia mengaku ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa umat Islam di Indonesia bisa bersatu melakukan aksi menentang kejahatan kemanusiaan.

"Tujuan kami untuk menyerukan agar kejahatan kemanusiaan di Myanmar segera dihentikan. Kedua, agar dunia tahu bahwa kami umat Islam di Indonesia peduli tidak sekedar bikin ulah," tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved