Kata Syukur Selalu Terucap Meski Keluarga Ini Tinggal di Kandang Sapi yang Kotor dan Reot

Karena himpitan perekonomian, Suryanto beserta istri dan satu orang anaknya harus tinggal di bekas kandang sapi

http://garutexpress8.blogspot.co.id
Ilustrasi 

Lebih kurang sudah setahun Suryanto tinggal di rumah tersebut.

Suryanto tidak berpendidikan serta memiliki keterbatasan untuk membaca, menulis dan berhitung.

Bahkan dirinya juga tidak bisa membedakan nilai uang terlebih dengan keluaran terbaru saat ini. Suryanto sempat bersekolah tapi hanya sampai kelas satu SD.

Keterbatasannya, membuat Suryanto mencari pekerjaan dengan mengandalkan tenaganya.

Kerja serabutan, hasilnya pas-pasan yang penting keluarga bisa makan. Begitulah sehari-hari yang dilakukan Suryanto.

Untuk membeli sepeda bekas saja ia tak mampu Pak.

"Kata kawan saya kemarin ada yang mau jual sepeda Rp 150 ribu tapi saya tak punya uang," katanya.

Kata Suryanto sepeda itu rencananya akan digunakan sebagai alat transportasi sehari-hari untuk mencari ladang orang yang hendak dibersihkan atau sekedar menjual kayu bakar ke pasar.

Karena terkadang Suryanto harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mencari ladang orang yang harus ditebas.

Suryanto berkata, dahulu dirinya adalah pedagang kopra di Inhil.

Namun kembali Inhu selama empat tahun belakangan atas permintaan orangtuanya.

Sebelum tinggal di kandang sapi, Suryanto pernah tinggal di pondok kebun milik orang lain yang kondisinya lebih parah.

"Kalau hujan, kami harus berteduh di sudut-sudut supaya tak basah," menjelaskan kondisi pondok yang ditinggalinya tiga tahun lalu.

Kondisi tempat tinggalnya kini menurutnya masih lebih baik, tidak ada bocor meski rumah itu sempit dan kotor.

"Paling nyamuk saja yang sering mengganggu, tapi biasanya kami hidupkan api supaya nyamuknya hilang," katanya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved