Jelang Peringatan Puncak Haornas 2017, Pemkot Magelang Gelar Prosesi Pengambilan Tanah dan Air
Tanah dan air akan disatukan bersama tanah dan air dari 90 daerah lainnya untuk dijadikan sebuah monumen, yang bakal didirikan di puncak Gunung Tidar.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
lihat foto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Jelang puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang akhirnya mempertemukan elemen tanah dan air, yang nantinya menjadi bahan pembuatan Monumen Tanah Air Persatuan, di Puncak Gunung Tidar, Rabu (6/9).
Tanah dan air tersebut, diambil dari dua lokasi yang berbeda. Tanah diambil dari puncak Gunung Tidar, sedangkan air dari Tuk Drajat, di Kampung Tulung, Kelurahan Magelang.
Prosesi budaya nan khidmat, tersaji dalam dalam agenda sakral itu.
Prosesi dimulai dari pengambilan air dari Tuk Drajat, yang dipimpin oleh tokoh perjuangan, sekaligus sesepuh Kampung Tulung, Abak Arifin.
Sementara Ki Jati Saroyo (diperankan Susilo Anggoro), memimpin prosesi pengambilan tanah di puncak Gunung Tidar.
Kedua kelompok kemudian berjalan menuju plataran Gunung Tidar, sembari membawa tanah dan air yang dikemas di dalam kendi.
Setibanya di plataran, tanah dan air diserahkan kepada utusan pemerintah, yakni Ki Jati Waseso, yang diperankan Kepala Disporapar, Jarwadi.
Selanjutnya, Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, bersama wakilnya, Windarti Agustina, menerima tanah dan air dari Ki Jati Waseso.
Menariknya, seluruh prosesi digelar menggunakan bahasa Jawa. Begitu juga seluruh hadirin, yang tampak mengenakan busana tradisional.
Tanah dan air itu, kemudian diserahkan oleh Sigit dan Windsrti, kepada perwakilan dari Kemenpora.
Di antaranya Asdep Sentra Olahraga Kemenpora, Teguh Raharjo dan Kasubdit Asdep Olahraga Rekreasi Kemenpora, Sri Maryati. (*)
