Saling Lirik Tersipu-sipu, Begini Jadinya Jika Ratusan Orang Kembar Kumpul Bareng

Saat bertemu, para pasangan kembar itu saling sapa dan tersenyum malu. Meski tak saling kenal, mereka saling melirik keidentikan satu sama lain

Editor: Mona Kriesdinar
Surya
Sebanyak 350 pasang orang kembar berkumpul. 

TRIBUNJOGJA.com, BANYUWANGI - Apa jadinya bila ratusan orang kembar berkumpul bareng.

Di Banyuwangi itu terjadi. Sebanyak 350 pasang orang kembar berkumpul di Gesibu Banyuwangi, dalam Banyuwangi Festival Kembar, Ju‎mat (25/8/2017).

Saat bertemu, para pasangan kembar itu saling sapa dan tersenyum malu. Meski tak saling kenal, mereka saling melirik keidentikan satu sama lain.

Seperti yang dilakukan pasangan kembar Nurul Yaqin dan Ainul Yaqin.

"Lucu ya, ternyata banyak juga anak kembar di Banyuwangi. Lihat orang wajahnya mirip ternyata lucu juga. Mungkin orang lain juga gitu ya lihat kami," ujar Ainul (16).

Festival ini diikuti pasangan kembar dari seluruh penjuru Banyuwangi dari beragam usia, mulai usia 5 bulan hingga 84 tahun. Mereka bersama-sama mengikuti beragam acara menarik yang telah disiapkan panitia. Mulai dari lomba selfie, lomba kembar identik dan lomba kembar sehat.

Lucu dan menggemaskan melihat anak anak balita mengikuti lomba foto. Bukannya fokus memperhatikan kamera, mereka malah sibuk dengan mainannya.

Ada yang main mobil-mobilan, puzzle, dan masih banyak lagi. Tingkah mereka ini membuat peserta lain ikut gemas melihatnya.
Keunikan acara ini juga tampak saat melihat pasangan kembar tertua berpose di depan kamera.

Adalah Umrah dan Umnah, pasangan kembar berusia 84 tahun dari Desa Kaotan, Kecamatan Blimbingsari. Ekspresi dua nenek yang datar ini justru membikin gemes semua orang yang hadir di acara itu.

Umrah mengatakan senang ada festival kembar. Dari dulu belum pernah ada acara seperti ini. Bahkan, sebagai pasangan kembar tertua, dia dan saudara kembarnya mendapatkan hadiah berupa uang tunai dari panitia.

"Kulo seneng. Hadiahe ajenge kula damel kirim doa bapakke (Saya senang. Hadiahnya mau dipakai untuk selamatan almarhum suami saya," kata Umrah.

Umrah mengaku mereka sejak kecil hingga setua ini tidak pernah terpisah jauh.

Festival ini juga menjadi ajang bagi orang tua anak kembar untuk saling berbagi cerita.

Seperti yang dituturkan Rihana, ibu muda asal Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi. Dia mengungkapkan festival ini sebagai ajang untuk menambah ilmu bagaimana membesarkan anak kembar.

"Tadi ketemu ibu-ibu yang anaknya sudah 10 tahun. Tadi saling cerita serunya mengasuh bayi kembar. Saya juga nanya bagaimana nanti kalau anak-anak sudah sekolah. Pokoknya seru acara ini," ujar ibu yang putri kembarnya berusia 3 tahun.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved