Robot-robot Kreasi Mahasiswa Adu Kebolehan dalam Kontes Robot Indonesia di UGM
Robot-robot diberi tugas untuk menyelesaikan misi, mulai dari menari, bertanding sepak bola, memadamkan api dalam lorong labirin
Penulis: gil | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Hall Grha Sabha Permana sedari Sabtu (13/5/2017) pagi kemarin tampak riuh. Ratusan suporter bergemuruh menyemangati teman-temannya yakni para robot bertanding, mulai dari bermain sepak bola, pemadam api, hingga menari tarian tradisional.
Ratusan mahasiswa yang terdiri dari 73 tim bertanding dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional 3 tahun 2017 di UGM. Tak hanya berasal dari wilayah Yogyakarta, peserta berasal dari Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Ridwan Adhi Pratama misalnya, mahasiswa jurusan elektronika asal Politeknik Negeri Semarang ini telah melakukan persiapan sejak akhir November 2016 lalu.
Bertanding di divisi Kontes Robot Abu Indonesia, ia cukup puas karena berhasil menyingkirkan tuan rumah UGM di babak penyisihan.
"Kita sudah persiapan sejak November lalu, tapi robot kita baru sempurna H-1 lomba kemaren," ujarnya pada Sabtu (13/5).
Gelaran KRI Regional 3 memperlombakan empat divisi, yakni Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).
Robot-robot diberi tugas untuk menyelesaikan misi, mulai dari menari, bertanding sepak bola, memadamkan api dalam lorong labirin, hingga melempar piringan pada target tertentu.
Dede Surachman, ketua tim Barracuda dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menurutkan, persiapan robot pemain sepak bolanya dipersiapkan sejak akhir Februari.
Ia mengaku, persiapan timnya juga termasuk melihat video-video calon lawan dalam KRI tahun lalu.
"Kita lakukan evaluasi dari video tahun lalu, kita lihat kurangnya kita di mana dan kekurangan lawan, kita belajar dari situ," ungkapnya.
KRI Regional 3 sendiri diikuti oleh 73 tim dari 30 perguruan tinggi. Adapun pertandingan diawasi oleh 10 juri dan 16 wasit dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ketua Panitia KRI Regional 3 Dr. Senawi mengatakan, perlombaan diharapkan dapat menjadi saksi perjuangan para mahasiswa dalam merancang, membangun, dan mengatur strategi robot–robot untuk mengatasi setiap tantangan yang ada dalam setiap kategori lomba.
“Kami berharap pelaksanaan KRI Regional 3 ini menjadi sarana untuk saling berbagi ilmu dan kreativitas. dan meningkatkan tali silaturahmi antar mahasiswa dari perguruan tinggi di Jawa Tengah, DIY, dan sebagian Kalimantan,” imbuhnya.
Kasubdit Penalaran dan Kreativitas Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Dr. Widyo Winarso menyebut, pembelajaran di bidang robotika, tidak semata-mata ditujukan untuk menghasilkan produk riset yang bisa dipertandingkan, tapi juga perlu menekankan pada pentingnya proses pembelajaran.
Hal inilah yang membedakan kegiatan riset yang dilakukan oleh mahasiswa di perguruan tinggi dengan riset-riset di dunia profesional.
“Karena kita ada di dunia pendidikan, kita tidak bisa berpikir semata-mata pada produknya, tapi juga prosesnya. Kalian hadir di sini bukan sekadar untuk meraih juara tapi juga ada tujuan lain bagaimana kita mencapai pembelajaran sesuai bidang studinya dan berkolaborasi mengembangkan keterampilan,” paparnya. (Ikrar Gilang Rabbani)