Alun-alun Klaten Semerawut, PKL Bentuk Paguyuban
Makin banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang membuka lapak di Alun-alun Klaten, membuat kawasan tersebut semakin semerawut.
Penulis: ang | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Makin banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang membuka lapak di Alun-alun Klaten, membuat kawasan tersebut semakin semerawut.
Kondisi ini terjadi lantaran tidak tertatanya lapak PKL yang buka hampir setiap sore hari itu.
Kondisi tersebut bertambah parah mana kala libur akhir pekan tiba. Jumlah pedagang yang memenuhi alun-alun membludak lebih dari biasanya.
Hal ini terjadi lantaran banyak pedagang dadakan yang ikut berdagang pada Sabtu malam dan gelaran Car Free Day (CFD).
"Setiap hari penuh pedagang, tapi setiap akhir pekan pasti lebih penuh," kata Sulistyo Budi, Ketua Peguyuban PKL Alun-alun Klaten Sekar Melati, Selasa (28/3/2017).
Menurutnya atas dasar itulah, pedagang membentuk wadah berupa paguyuban.
Paguyuban tersebut dimaksudkan untuk menata keberadaan PKL yang membuka lapaknya di kawasan alun-alun.
"Sebelumnya belum ada peguyuban khusus PKL alun-alun, sehingga tidak ada wadah yang mengatur pedagang. Jadi sering terjadi salin serobot lapak," paparnya.
Dengan sikap saling ingin menang sendiri, sebaran PKL di kawasan Alun-alun Klaten tidak merata.
Melainkan hanya penuh di sisi barat dekat Jalan Pemuda dan selatan yang berdekatan dengan taman kota.
"Banyak pedagang yang inginnya berjualan di sisi barat dan selatan saja karena potensi keramaiannya. Tapi imbasnya justru tidak rata, ada area yang sepi pengunjung dan menyebabkan permasalahan lainnya," ungkapnya.
Ia menjelaskankan permasalahan yang timbul antara lain kemacetan di sisi selatan alun-alun hingga sempitnya lahan parkir pengunjung lantaran penuh dengan lapak pedagang.
Lantaran banyak pedagang yang ingin berjualan hanya di dua sisi itu, justru membuat area pedestrian alun-alun terserobot.
"Jika pengunjung berjalan di luar area pedestrian kan berbahaya. Apalagi ada kereta mini yang berputar-putar, sementara kanan kirinya penuh parkir. Sehingga kondisinya semakin tidak nyaman," ujarnya menjelaskan. (tribunjogja.com)