Gagasan Kontroversial, Pegawai di Swedia Diusulkan Boleh Berhubungan Seks saat Jam Kerja
"Jika hal itu dapat membuat hubungan (pasangan) lebih baik, langkah itu sangat bermanfaat," sebutnya.
TRIBUNJOGJA.COM - "Ini hanya tiga huruf kecil, sex," kata Per-Erik Muskos dengan nada riang, menepiskan tudingan bahwa ia berusaha ikut campur dalam kehidupan pribadi orang.
Dalam bahasa Indonesia, menjadi empat huruf itu diterjemahkan menjadi, "seks".
Muskos, adalah anggota Dewan Kota di Overtornea, sebuah kota kecil Swedia.
Muskos menjadi berita utama pekan ini setelah mengusulkan agar pegawai pemerintah diperbolehkan istirahat pada hari kerja untuk berhubungan seks.
"Kita perlu saling perhatian satu sama lain," kata Muskos kepada BBC.
"Jika hal itu dapat membuat hubungan (pasangan) lebih baik, langkah itu sangat bermanfaat," sebutnya.
Ide unik Muskos ini merupakan contoh terbaru dari langkah pejabat yang mendorong ditingkatkannya hubungan seks.
Di beberapa negara, hal itu terkait rendahnya tingkat kelahiran.
Muskos yakin usulannya akan disetujui saat diajukan kepada sesama anggota dewan dalam beberapa bulan mendatang.
Di balai kota itu, sekarang ini 550 pekerjanya sudah mendapatkan fasilitas satu jam seminggu di waktu kerja untuk melakukan latihan kebugaran atau kegiatan sejenis.
Jika usul terbaru ini disetujui, para pegawai akan diperbolehkan pulang selama beberapa saat di jam kerja, untuk menikmati waktu yang sangat pribadi dengan pasangan mereka di rumah -atau di tempat lain.
Lima negara lain mendorong hubungan seks warganya
Korea Selatan: Pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan menganjurkan para pegawai untuk pulang dan beranak-pinak.
Setiap bulannya, ada satu hari mereka mematikan lampu gedung pada jam 19:00 - relatif terlalu awal untuk negeri yang dikenal dengan etos kerja keras dan jam kerja yang panjang.
Itu membuat mereka mendapat julukan 'Kementerian Perjodohan."
Rusia: Sejak dasawarsa lalu, negeri itu menetapkan 12 Desember sebagai 'Hari Pembuahan.'
Di beberapa daerah, pasangan yang kemudian mendapatkan anak persis sembilan bulan kemudian, pada Hari Nasional 12 Juni, mendapatkan hadiah khusus.
Italia: Akhir tahun lalu, hotel-hotel di Assisi, Italia, menawarkan liburan gratis kepada pasangan yang mengandung di sana.
Namun upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang menurun itu mendapat kecaman luas.
Taiwan: Sejumlah langkah diambil untuk menghentikan laju penurunan kelahiran, termasuk "bonus bayi", bantuan pembiayaan pengobatan kesuburan, dan ditambahnya subsidi untuk perawatan anak,
Jalan itu diambil, selain berbagai acara perjodohan di antara staf di kementerian dalam negeri yang belum menikah.
Romania: Sejak tahun 1960an, rezim Nicolae Ceausescu tidak segan dalam menggunakan metoda paling otoriter untuk mendongkrak tingkat kelahiran.
Antara lain melarang pendidikan seks, melarang kontrasepsi, menyatakan janin sebagai 'milik seluruh masyarakat,' dan memaksa perempuan untuk menjalani pemeriksaan klinis.
Hal itu agar kaum perempuan dapat dipantau secara teratur sehingga kehamilan bisa ditentukan dan dipantau sedini mungkin. (*/BBC INDONESIA)
