Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
Orangtua Abyan Sayangkan Tak Ada Kontrol dari Panitia Diksar Mapala Unisi
Kalau anak-anak telat dirikan tendanya itu, ketuanya ya gitu juga, beri efek hukuman juga
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tris Jumali
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Orangtua seorang peserta Diksar Mapala Unisi, Budi, menduga ketua kahasiswa Pecinta Alam Universitas Yogyakarta (MAPALA UNISI) ikut andil dalam pemberian hukuman terhadap peserta.
"Kalau anak-anak telat dirikan tendanya itu, ketuanya ya gitu juga, beri efek hukuman juga," ucap Budi, Jumat (27/1/2017).
Berdasarkan keterangan Budi, seharusnya para panitia bisa saling menjaga atau memperingatkan satu sama lain, agar tidak terjadi tindak kekerasan.
"Jadi dari panitia itu tidak ada yang saling ngontrol, sebenarnya kan ketua itu bisa lebih menjaga dong, tapi sama saja sebenarnya," lanjut Budi.
Saat dijumpai oleh Tribun Jogja di Hotel Dafam, Jalan Seturan Yogyakarta, Budi menjelaskan bahwa saat Abyan Razaki, anaknya, masih merasa saat mengikuti kegiatan di hari pertama hingga hari ketiga.
"Kesalahannya itu kan dikit-dikit main tampar, pukul, terus pakai tali itu," ucap Budi.
Abyan dan almarhum Syaits Asyam berada di kelompok yang berbeda.
Abyan di kelompok empat, sedangkan Asyam di kelompok lima yang diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh Yudhi, sesuai dengan pernyataan terakhir Asyam sebelum meninggal dunia. (*)