Japrak, Si Empu Biola dari Lereng Menoreh 

Biola yang diproduksi Japrak, semuanya dikerjakan menggunakan tangan (handmade). Proses pembuatan biola ini dimulai dari pemilihan kayu

Penulis: Hamim Thohari | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Bramastyo Adhy
Joko Kuncoro atau yang akrab disapa Japrak, perajin biola dan alat musik lainnya warga Padukuhan Jetis, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo 

Mendapat masukan dari pelangganya, semakin hari kualitas suaranya semakin membaik hingga saat ini menembus pasar internasional.

Diceritakan Japrak, dimasa masa awal pembuatan biola kesulitan yang dihadapinya dalam membuat biola adalah menemukan kayu yang menghasilkan suara yang pas.

Setelah mencoba beberapa jenis kayu, akhirnya kayu sungkai, walangan, dan mangga, yang dianggap paling pas.

Kayunya pun tidak tidak dipilih sembarangan untuk mendapatkan kayu yang memiliki tekstur tiga dimensi.

Untuk harga, biola buatan Japrak ini di bandrol dari harga Rp500 ribu hingga yang paling mahal mencapai Rp15 juta.

Saat ini Japrak juga menerima pemesanan gitar serta berbagai alat musik gesek lainnya seperti kontra dan cello.

Bahkan bisa juga membuat alat musik gesek tradisional dari berbagai daerah nusantara maupun dari luar negeri seperti rebab Jawa, rebab Cina, rebab Jepang, dan rebab Vietnam. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved