Ini Dia Yammie Legendaris Sejak Tahun 1999
Setiap mangkoknya berisikan yammie buatan sendiri berbentuk pipih, potongan ayam, daun bawang, bawang goreng serta pangsit ayam buatan sendiri.
Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: oda
Untuk menjaga kualitas produknya, Yammie Pathuk sudah meracik semua bumbunya sebelum dikirimkan ke cabang-cabangnya, termasuk semua daging sudah dibumbui, sehingga cabang hanya tinggal memasak mie-nya saja.
Maka sekalipun ada perbedaan rasa, hal itu dikarenakan beda cara memasak mie-nya saja.
Awalnya, Martin konsisten berjualan hanya menu Yammie saja dengan pangsit sebagai pelengkapnya.
Namun seiring berkembangnya pasar, ia pun menambah menu berupa bakso goreng dan siomay yang tak kalah untuk dicoba.
"Pada bakso goreng dan siomay, kami banyak menggunakan udang dan daging, sementara tepungnya hanya sedikit sekali. Karenanya harganya juga lumayan mahal," ucapnya.
Setiap harinya, Yammie Pathuk mampu menjual rata-rata 100 mangkok untuk semua cabangnya.
Martin mengaku tidak berupaya untuk mempromosikan hidangannya, namun perkembangan sosial media kini membawa pelanggan-pelanggan baru dari kalangan anak muda.
Jika dulu segmen bisnisnya adalah pekerja, kini warungnya banyak dikunjungi pula oleh pelajar maupun mahasiswa. (*)