KOMUNIKARTA
Kisah Semangatnya Pemuda-pemudi Padukuhan Jambon Bangun Taman Baca
Berdiri sejak 17 Mei 2015, Teras Baca Guyub Rukun ini merupakan ide dari pemuda-pemudi di kampung
Penulis: app | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SEDAYU - Tiga orang anak usia SD duduk bersila di sebuah teras rumah berwarna hijau di Padukuhan Jambon RT 29, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.
Sore itu, mendung hitam pekat menyelimuti kampung nan asri tersebut, Rabu (04/01/2016).
Tak berselang lama, irama rintik hujan terdengar bersahutan di atas genting.
Anak-anak itu tak bergeming, dengan asiknya tangan-tangan mungil itu terus memegang permainan puzzle dengan cekatan.
"Setiap hari ke sini membaca dan bermain," tutur Amel sembari tetap memegang puzzle.
Sementara, di sudut teras tersebut tertata rapi buku-buku bacaan di sebuah rak bambu.
Tampak rak-rak tersebut didominasi buku bacaan anak-anak.
Meski, juga terselip buku umum seperti pertanian dan aneka macam tata cara memasak hidangan.
Seorang pria muda tampak tersenyum mengetahui kedatangan Tribun Jogja.
Dengan ramahnya pria bernama Triyanto (25), tersebut mempersilakan duduk.
Dengan obrolan yang ringan nan santai, pemuda yang biasa disapa Timbul tersebut menjabarkan awal mula terbentuknya Taman Baca Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun.
Berdiri sejak 17 Mei 2015, Teras Baca Guyub Rukun ini merupakan ide dari pemuda-pemudi di kampung tersebut.
Kurangnya tempat bermain yang edukatif menggerakkan hati para pemuda di kampung tersebut.
"Waktu itu, pemuda juga minim kegiatan. Cuma kumpul-kumpul dan kerja bakti. Kami lihat kok monoton. Jadi kita buat ini agar minat baca naik. Lainnya juga ada tentang pengelolaan sampah," ujar alumni Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tahun 2014 tersebut.
Pada awal berdiri, Timbul dan para pemuda lain mendapatkan 200 buku sebagai modal awal dari penerbit.
Mereka bahu membahu membuat proposal untuk dikirim kepada penerbit.
Hingga akhirnya mereka memberanikan diri launching.
"Dari modal tersebut terus launching. Kita kemas dengan jalan sehat waktu itu. 250 orang waktu itu," ujarnya.
Dua bulan awal, Timbul mengaku kunjungan ke Teras Baca Guyub Rukun sangat sepi.
Selain itu, teras rumahnya yang dipilih menjadi teras baca sempat membuatnya terganggu.
Namun, saat ini ia justru merasa ada yang kurang jika rumahnya sepi.
"Karena awal sepi kita buat kegiatana bimbingan belajar Senin, Rabu, dan Jumat. Ada juga kelas belajar dan bermain untuk PAUD hari Sabtu sore," ujarnya.
"Ada juga kelas kreasi sebulan sekali. Biasanya pemanfaatan keterampilan dari buku yang dipelajari," tambahnya.
Dari awal modal 200 buku, saat ini teras buku tersebut memiliki 800 buku koleksi.
Biasanya pengurus mendapatkan donasi dari masyarakat dengan bantuan media sosial.
Warga sekitar juga membantu dengan mendonasikan buku koleksi pribadinya.
Tidak kehabisan akal, timbul juga bekerjasama dengan Dina Perpustakan Kabupaten Bantul Melalui program paket keliling yang bisa meminjamkan 100 buku setiap bulannya.
"Kita juga mempunyai anggaran dari pemuda pemudi berkat donasi sampah atau barang bekas dari rumah-rumah untuk kita jual dan menjadi pemasukan. Bisa buat tambahan permainan anak. Kita juga buat merchandise," ujarnya.
Teras baca tersebut juga sering kedatangan mahasiswa yang berinisiatif menjadi volunteer.
Banyak dari mereka yang memberikan tinggalan permainan-permainan yang mengandung unsur edukasi. (tribunjogja.com)