Dibangun Bandara, Luas Lahan Budidaya Ikan Menyusut
Hal ini berkaitan dengan adanya megaproyek pembangunan bandara baru di Temon.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Luasan lahan budidaya perikanan di Kulonprogo ke depannya diprediksi bakal menyusut.
Hal ini berkaitan dengan adanya megaproyek pembangunan bandara baru di Temon.
Asisten II Sekretaris Daerah Kulonprogo, Triyono mengatakan, ada sekitar 50 hektare lahan budidaya perikanan yang terdampak megaproyek tersebut.
Sehingga, dimungkinkan pula ada penurunan produksi perikanan di Kulonprogo mencapai 2.000 ton per tahun. Untuk mengatasinya, diperlukan berbagai upaya nyata bidang budidaya.
"Misal, kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi yang dibarengi perluasan lahan produksi perikanan," kata Triyono, Senin (2/1/2016).
Upaya tersebut nantinya difokuskan pada kawasan sentra produksi perikanan seperti Desa Triharjo, Kecamatan Wates yang sudah berkembang. Tanah kas desa seluas 3-4 hektare dimanfaatkan untuk sentra perikanakan oleh 12 pokdakan.
Ia berharap tumbuhnya budi daya perikanan ini mampu menghidupkan kembali Sentra Ikan Kulonprogo (Kulonprogo Fish Center) di dekat Terminal Wates yang dibangun sejak 2007 namun cenderung mati suri.
Apalagi, Kulonprogo sendiri telah mengembangkan kawasan minapolitan di Kecamatan Wates dan Nanggulan.
"Kami berupaya meningkatkan produksi perikanan budi daya di Kulonprogo," katanya.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulonprogo, Sudarna mengatakan lahan yang hilang di Temon semula untuk budidaya udang dan lele.
Ke depan pihaknya berupaya menambah luasan lahan budidaya perikanan.
Adapun produksi perikanan budidaya di Kulonprogo pada 2015 mencapai 14.338 ton namun menurun jadi 13.364 ton pada 2016.(*)