Mahathir: Perdamaian Terusik Karena Agama Ditinggalkan

Mantan Perdana Menteri Malaysia periode 1981-2003 Mahathir Mohamad berkomentar, rasa kemanusiaan luntur terlihat dari mudahnya nyawa melayang

Penulis: gil | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Ikrar Gilang
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat memberikan kuliah umum dalam Mahathir Global Peace School (MGPS) ke-5 pada Senin (5/12/2016) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Selama perdagangan senjata masih terjadi, maka perdamaian akan sulit tercipta di dunia ini.

Ajaran agama mulai banyak ditinggalkan, tak heran rasa kemanusiaan mulai luntur.

Mantan Perdana Menteri Malaysia periode 1981-2003 Mahathir Mohamad berkomentar, rasa kemanusiaan luntur terlihat dari mudahnya nyawa melayang hanya karena perbedaan atau kebencian.

Saat ini peperangan tidak saja membunuh tentara namun juga masyarakat sipil.

"Kalau membunuh satu orang maka dianggap kriminal, tapi ketika membunuh ribuan orang malah dielu-elukan dan mendapat penghargaan. Ada yang salah dengan kemanusiaan kita," ujar Mahathir pada Senin (5/12/2016).

Hal tersebut diungkapkan Mahathir saat memberikan kuliah umum dalam Mahathir Global Peace School (MGPS) ke-5 pada Senin (5/12/2016) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Acara tahunan tersebut mengambil tema "Peace and Inter-Religious Dialogue in Worldwide Education".

Ia mengatakan, peperangan merupakan cara primitf dalam menyelesaikan persoalan perbedaan. Saat ini semua negara bisa menjadi medan perang.

Padahal akhir dari peperangan tidak memberikan keuntungan bagi yang menang perang.

"Apa yang bisa didapat oleh pemenangan perang ketika negara yang dikalahkan sudah hancur lebur, tanpa penduduk yang produktif. Peperangan bukan jalan, dan perdagangan senjata harus dihentikan," ungkap Mahathir.

Menurutnya, jika mengikuti tren perkembangan senjata maka tidak akan ada habisnya.

Uang yang dibelikan negara untuk membeli senjata adalah sia-sia karena senjata lama akan terus tergantikan yang lebih canggih.

Ia menilai, alangkah baiknya alokasi dana pembelian senjata diberikan untuk bantuan kemanusiaan.

Jika dialihkan seperti, maka persoalan dunia, yakni kemiskinan, bisa dientaskan tanpa harus ada yang dikorbankan.

"Perdagangan senjata hanya membuat dunia penuh kekerasaan, pembunuhan dimana-mana. Manusia tak lagi menggunakan logika berpikir, hanya kekuasaan yang dipikirkan," tuturnya.

Seharusnya, ajaran agama menjadi sebuah dasar manusia berperilaku.

Agama diciptakan sebagai penuntut perdamaian di dunia. Ketika manusia meninggalkan agama, maka perdamaian ditaruhkan.

"Agama jangan hanya diyakini saja, tapi juga diresapi dan diterapkan sebagai jalan hidup. Sesuai agama, kita harus hidup dalam perdamaian, mencintai sesama," ucapnya.

Dewasa ini, ajaran agama jarang diamalkan dan diresapi.

Bagi Mahathir, agama merupakan solusi dalam menghentikan peperangan dan menciptakan perdamaian.

Segala perdebataan dalam perbedaan diselesaikan dengan dialog bukan peperangan. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved