Viral Medsos

Penjual Roti Bakar Tuna Rungu Ini Bikin Terenyuh, Berpesan agar Pesanan Ditulis di Buku

"Mohon maaf saya penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Kalau Anda ingin memesan roti silahkan tulis di buku saja ya."

Penulis: say | Editor: oda
Facebook/Boby Lamanepa
Gerobak penjual roti bakar yang dikabarkan difabel itu. Di bagian kaca, tertempel sebuah kertas berisi tulisan yang sangat mengharukan. 

TRIBUNJOGJA.COM - Berita mengenai pengemis yang berpura-pura cacat demi memperoleh uang sering membuat geram banyak pihak.

Bagaimana tidak, anggota tubuh mereka sempurna, tetapi justru berbohong demi menarik simpati orang lain.

Kisah penjual roti bakar di depan museum Affandi, jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta ini, bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja, agar lebih semangat dalam bekerja.

Meskipun tuna rungu dan tuna wicara, tetapi penjual roti bakar itu tetap semangat berjualan.

Kisah mengenai penjual roti bakar difabel ini diviralkan oleh akun Facebook Boby Lamanepa, Selasa (15/11/2016).

Dalam postingannya, Boby menuturkan bila lelaki si penjual roti bakar berjualan setiap malam di sekitaran jembatan sungai Gajah Wong, depan museum Affandi.

Ia juga mengunggah foto gerobak milik pria yang dikabarkan difabel itu.

Di bagian kaca, tertempel sebuah kertas berisi tulisan yang sangat mengharukan.

penjual roti bakar
Gerobak penjual roti bakar yang dikabarkan difabel itu. Di bagian kaca, tertempel sebuah kertas berisi tulisan yang sangat mengharukan.

Terima kasih atas kunjungan Anda dan saya mohon maaf kalau pelayanan saya kurang di hati pembeli sekalian. Terima kasih," demikian isi tulisan tersebut.

Boby pun mengajak para netizen untuk melarisi dagangan pria yang belum diketahui namanya itu. Menurutnya, roti bakar buatannya enak.

Postingan tersebut kemudian langsung disahut dan dibagikan oleh ratusan netizen. Banyak yang kagum dengan semangat pria itu.

Salah satunya diungkapkan akun Facebook Supardi Tahir.

"Salut. Semoga lancar usahanya," ujarnya.

Kegigihan penjual roti bakar itu juga membuat netizen yang juga mengalami masalah yang sama, ingin datang ke tempat berjualan pria tersebut.

Arumy Sebastian: aku adalah tunarungu kapan-kapan tak mampir ke situ.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved