Kalangan Petani di Bantul Masih Enggan Ikut Program Asuransi Pertanian

Program tersebut belum terealisasi, karena ternyata program tersebut belum sepenuhnya didukung kalangan petani.

Penulis: usm | Editor: Muhammad Fatoni
tribunjogja/anasapriyadi
Sejumlah petani melakukan semprot masal pada wilayah yang terserang wereng beberapa waktu yang lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Program asuransi pertanian tahun ini memang telah diwacanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.

Namun hingga sekarang program tersebut belum terealisasi, karena ternyata program tersebut belum sepenuhnya didukung kalangan petani.

Padahal, banyak keuntungan jika para petani mengikuti program itu, jika terjadi gagal panen karena banjir misalnya, petani masih bisa mengajukan klaim asuransi.

Pentingnya asuransi pertanian diamini Ketua Kelompok Tani (Poktan) Manunggal Lahan Pasir Srigading, Subandi, menurutnya program asuransi pertanian seharusnya diterapkan dan diikuti para petani.

Pasalnya jika petani mengalami gagal panen, mereka masih bisa melakukan klaim asuransi, sehingga bisa meminimalisir kerugian yang dialami.

"Itu program yang sangat bagus, dan penting bagi para petani," jelasnya, Minggu (13/11/2016).

Sebagai program yang berpihak bagi para petani, nyatanya program itu tak semulus yang dibayangkan.

Pasalnya masih banyak para petani yang enggan mengikuti program tersebut, karena keberatan dengan premi yang mesti dibayarkan para petani. Sukarnya memobilisasi para petani ini diakui Subandi, menurutnya hal itu dikarenakan masih kurangnya pemahaman para petani perihal pentingnya asuransi.

"Memang betul susah mengajak para petani," imbuhnya.

Lanjut Subandi, salah satu sebab keengganan para petani di Bantul mengikuti program asuransi, karena kebanyakan para petani di Bantul adalah para petani tradisional, bukan petani modern.

Selain itu juga banyak para petani dari kalangan tua, berumur, sehingga pengetahuan mereka perihal pentingnya asuransi masih tergolong minim.

Karena berbagai hal ini, menyebabkan program yang digulirkan pemerintah ini sukar ditetapkan kepada para petani di Projotamansari. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved