Kemacetan di Yogya

Kemacetan di Yogyakarta Menuju Tren Layaknya di Jakarta

Perilaku pengendara yang kurang tertib, menjadi salah satu pemicu kemacetan selain karena jumlah unitnya yang semakin banyak.

Penulis: dnh | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM | Hamim Thohari
Macet - Pertumbuhan kendaraan di DIY yang begitu cepat mengakibatkan kepadatan kendaraan di ruas-ruas jalan DIY seperti yang tampak di kawasan simpang empat Condong Catur Ring Road Utara, Sabtu (01/10/2016) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Lilik Wachid Budi Susilo, mengatakan bahwa bertambahnya kendaraan pribadi diakibatkan karena buruknya angkutan umum yang tersedia. Ini disebutnya sebagai sebuah lingkaran setan.

"Karena angkutan umumnya jelek, layanan jelek akhirnya orang naik kendaraan pribadi. Karena semua menaiki kendaraan pribadi nanti macet, jadi ini muter terus," ujarnya saat ditemui di kantor Pustral.

Ketika ditanya kendaraan yang paling menyebabkan kemacetan, Lilik menyebut mobil dan motor memiliki kontribusi. Karena perilaku pengendara yang kurang tertib, menjadi salah satu pemicu kemacetan selain karena jumlah unitnya yang semakin banyak.

Kemacetan seperti di Jakarta menurut Lilik akan bisa segera terjadi, terlebih melihat pembangunan di Yogyakarta saat ini trennya hampir sama dengan di Jakarta dengan kota-kota satelit di sekitarnya. Yang berbasis dengan jalan atau koridor.

Jika Jakarta dikelilingi Bogor, Bekasi dan Tangerang, Yogyakarta dikelilingi oleh Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul. Belum lagi budaya untuk menggunakan angkutan umum tidak diajarkan sejak dini, dan cenderung diarahkan untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Menurutnya masalah kemacetan yang semakin menghantui Yogyakarta sama juga dirasakan di kota-kota lain di seluruh Indonesia. Untuk mengatasi itu, menurutnya bukan dengan membuat upaya ganjil genap atau melakukan rekayasa lalu lintas yang lain, atau melebarkan jalan. Harus ada pola transportasi yang harus didorong.

Yakni dengan mendorong masyarakat untuk pindah menggunakan transportasi umum. Selain juga harus mengatur pola perjalanan masyarakat itu sendiri. Menambah kapasitas jalan juga dirasa bukan suatu solusi.

Sementara Golkari Made Yulianto mengatakan bahwa Kota Yogyakarta belum mengalami macet total, namun memang melabat. Jika tidak dikendalikan maka suatu saat menurutnya Yogyakarta akan mengalami kemacetan seperti yan sudah terjadi di Bandung dan Jakarta.

"Itu memang sesuatu yang susah dihindari, maka kami dari Dinas Perhubungan melakukan manajemen lalu lintas. Jangan sampai kemacetan yang dikhawatirkan tadi terjdi betul di Kota Jogja," katanya.

Terkait dengan penyediaan layanan angkutan umum, Golkari mengklaim bahwa Dishub Kota Yogyakarta dan juga DIY terus berupaya menambah pelayanan dari sisi kualitas dan kuantitas transpotasi massal yang ada. Pihaknya mendorong masyarakat agar mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved