Penyakit Ispa Masih Menghantui Warga Piyungan

Jumlah penderita Ispa di Piyungan tiap tahunnya memang tergolong tinggi.

Penulis: usm | Editor: Muhammad Fatoni
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Usman Hadi

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Berdasarkan data Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Piyungan, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) masih menjadi momok tersendiri bagi warga di kecamatan tersebut.

Pada tahun 2015 saja, terdapat 3.124 warga yang terkena Ispa.

Menurut Kepala Puskesmas Piyungan, Erni Rochmawati, jumlah penderita Ispa di Piyungan tiap tahunnya memang tergolong tinggi.

Penyakit ini selalu menjadi penyakit yang paling banyak diderita warga Piyungan. Sementara tahun ini dirinya menyebut jika Ispa juga masih menjadi momok bagi warga.

"Untuk tahun ini sepertinya masih tinggi, tapi kalau jumlah pastinya kami belum tahun. Karena kami melakukan perekapan (jumlah penderita Ispa) biasanya di akhir tahun," jelas Erni, Sabtu (10/9/2016).

Dari 10 besar penyakit yang didera masyarakat Piyungan, memang Ispa menjadi penyakit paling teratas. Meskipun begitu, persebaran warga yang terjangkit Ispa pihak Puskesmas Piyungan tidak memiliki data spesifik.

"Kami belum memiliki data warga yang terkena Ispa per desa, apalagi per dusun," imbuhnya.

Erni mengakui jika penyakit Ispa itu muncul seiring dengan adanya pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran udara.

Namun dirinya tidak bisa memastikan apakah tingginya penderita Ispa di Piyungan seiring adanya Kawasan Peruntukan Industri Piyungan di Desa Sitimulyo.

"Kalau itu masih perlu penelitian khusus," paparnya.

Saat ini Kecamatan Piyungan memiliki tiga desa, yakni Desa Srimartani, Desa Srimulyo, dan Desa Sitimulyo. Untuk desa yang terakhir ini memang beberapa tahun lalu sudah disiapkan sebagai kawasan industri di Bantul. Setidaknya hingga kini di Desa Sitimulyo terdapat sembilan industri atau pabrik di sana.

Meski hanya terdapat tiga desa di Kecamatan Piyungan, Erni belum berani memastikan warga desa mana yang paling banyak terkena penyakit Ispa.

"Ke depan sepertinya memang kami harus membuat data warga desa mana yang terkena Ispa. Apalagi saat ini ada kawasan industri di Sitimulyo," sebutnya.

Adapun penyebab penyakit Ispa sendiri menurut Erni kebanyakan disebabkan karena virus. Layaknya karakteristik virus pada umumnya, menjadikan penyakit Ispa mudah menular ke warga sekitar.

"Selain karena faktor virus, faktor cuaca, alergi juga berpengaruh, ya sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi," ujar Erni. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved