Tribun Corner

Jangan Sekolah Melulu

Menurut Muhajir, dengan sistem full day school secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah

Penulis: Sulistiono | Editor: Ikrob Didik Irawan
tribunjogja/bramasto adhy
Ilustrasi 

GANTI menteri ganti kebijakan. Pernyataan ini pernah populer pascareformasi karena memang sering terjadi bongkar pasang menteri di tengah jalan.

Salah satu yang sering terkena efek kebijakan baru itu adalah dunia pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan sering menjadi buah bibir di masyarakat karena saking seringnya membuat bingung.

Kita yakin tujuan mereka, para pejabat dunia pendidikan itu baik yaitu ingin membuat anak-anak Indonesia pintar agar bisa bersaing dengan anak-anak dari negara lain.

Tetapi ganti-ganti kebijakan juga tidak baik, apalagi kebijakan yang sangat strategis.

Kita masih ingat ribut-ribut soal kebijakan penerapan Kurikulum 2013 sebagai ganti Kurikulum 2006 yang sudah dianggap ketinggalan zaman.

Ternyata banyak kontroversi, banyak pro dan kontra sehingga tidak semua sekolah memakai Kurikulum 2013.

Sekarang muncul lagi wacana sekolah sehari penuh (full day school) untuk SD dan SMP yang dilontarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy.

Sekolah sehari penuh ini berlaku untuk sekolah negeri maupun swasta.

Menurut Muhajir, dengan sistem full day school secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja.

Menurut dia, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja.

Selain itu, anak-anak bisa pulang bersama-sama orangtua mereka sehingga ketika berada di rumah mereka tetap dalam pengawasan, khususnya oleh orangtua.

Alasan yang disampaikan oleh Muhajir menurut hemat kita terlalu sederhana dengan asumsi bahwa anak-anak akan liar sepulang sekolah, dan orangtua adalah pekerja di pagi hari yang pada sore hari bisa menjemput anaknya.

Padahal situasinya tidak sesederhana itu.

Agak mengherankan juga pandangan Muhajir kalau dengan berada di sekolah sehari penuh maka anak-anak karakternya akan terbangun.

Mungkin Muhajir beranggapan bahwa dengan mendengar banyak ceramah, maka karakter akan terbangun. Padahal bisa jadi yang terjadi malah sebaliknya anak-anak menjadi anak yang cengeng dan manja.

Bayangkan saja selama sehari penuh mendengar orang bicara, berkutat di sekolah dan bertemu dengan orang yang sama.

Anak-anak bagaimanapun perlu lebih banyak waktu untuk bermain, bercengkerama dengan orang luar, dan bergaul dengan alam sekitar baik flora dan fauna.

Pergaulan langsung dengan dunia luar itulah yang akan membangun karakter anak, bukan di balik pagar sekolah. (***)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved