Tidak Ada Regenerasi, Penenun Lurik Tradisional Makin Berkurang

Merosotnya jumlah sumber daya manusia di kerajinan tenun lurik tersebut terjadi lantaran kurangnya regenerasi penenun dengan ATBM.

Penulis: ang | Editor: oda
tribunjogja/angga purnama
Penenun lurik di Pedan menenun secara tradisional dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Saat ini jumlah penenun tradisional semakin sedikit. 

Beberapa tahun lalu, jumlah penenun tradisional di Klaten mencapai 4.000 orang. Tetapi dalam kurun waktu singkat, jumlah penenun tradisionalz merosot hingga tersisa sekitar 1.000 orang saja.

"Selain sudah tua dan tidak kuat menenun lagi, tidak ada penggantinya," ujarnya.

Di sisi lain, kata Sandiyo, UKM tenun lurik di Klaten semakin terdesak dengan keberadaan usaha tenun lurik berbasis mesin. Dengan jumlah produksi lebih besar, harga jual lurik pabrikan cenderung lebih murah.

"Sebagai UKM, kami tetap berusaha bertahan. Kami harap Pemkab Klaten dapat memberikan perhatian lebih. Terutama karena lurik merupakan produk andalan," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved