Breaking News

Evaluasi Revitalisasi Malioboro, Wali Kota Yogya Akan Undang PKL dan UPT Malioboro

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan mengundang pihak terkait, misalnya seperti UPT Malioboro.

Penulis: mrf | Editor: Muhammad Fatoni

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, akan mengevaluasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang diperbolehkan berjualan selama libur Lebaran di sisi timur kawasan Malioboro.

Terlebih ada komplain dari kontraktor revitalisasi Malioboro terkait alas teraso.

Nantinya pada sesi evaluasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan mengundang pihak terkait, misalnya seperti UPT Malioboro.

Pada kesempatan itu, Haryadi akan meminta penjelasan UPT Malioboro terkait kondisi teraso yang dilaporkan kontraktor.

“Saya akan evaluasi, kita panggil UPT Malioboro. Kita ingin tahu, misal apakah teraso tambah jelek, licin, atau bau. Kita panggil PKL juga,” kata Haryadi di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (13/7/2016).

Terkait waktu evaluasi PKL yang berjualan selama libur Lebaran, dia menungkapkan bahwa akan dilakukan seusai libur sekolah usai, tepatnya pada pekan depan.

Sebab saat ini, Pemkot Yogyakarta masih fokus pada kunjungan wisatawan ke kota Gudeg ini.

Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh Prabowo, mengatakan, PKL di sisi timur mengaku akan membersihkan trotoar yang digunakan pascaberjualan.

Hal tersebut disampaikan saat PKL diberi ijin untuk tetap berjualan saat proses revitalisasi Malioboro berlangsung.

“Dulu kesepakatannya, PKL boleh berdagang seiring pembangunan. Tapi saat pembangunan, dua bulan PKL diliburkan. Saat pembangunan dihentikan sejak H-7 sampai H+7, mereka memanfaatkan untuk berjualan,” jelasnya.

Dia pun menyampaikan, pembangunan trotoar di kawasan Malioboro ditarget selesai pada November 2016. Tentu jika menunggu November 2016 untuk kembali berjualan, pihaknya tak tega dengan PKL.

Oleh karena itu, pihaknya akan menjembati keinginan PKL ke kontraktor ke Pemda DIY.

“Jumlah PKL yang berdagang di sisi timur Malioboro, ada 80 pedagang di siang hari. Kalau malam hanya 30 pedagang,” tutup Syarif. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved