Tidak Diatur Pemerintah, Calo Bisa Seenaknya Tentukan Harga Tiket Bus Non Ekonomi

Perusahaan bus maupun calo tak jarang melakukan kecurangan dengan menaikkan tarif di atas batas yang ditentukan Kementerian Perhubungan.

Penulis: mrf | Editor: oda
tribunjogja/mresayafirmansyah
Sejumlah penumpang protes ke calo saat tiket bus tak sesuai dengan tujuan bus. Gambar diambil di Terminal Giwangan, Minggu (8/5/2016). (ilustrasi) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Di musim Lebaran atau libur panjang lain, perusahaan bus biasanya memanfaatkan momen tersebut untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyak.

Sebab di waktu itu pada tiap tahunnya, banyak orang menggunakan moda transportasi bus.

Namun demikian, perusahaan bus maupun calo tak jarang melakukan kecurangan dengan menaikkan tarif di atas batas yang ditentukan Kementerian Perhubungan.

Selain itu, terkadang juga ada calo yang mengarahkan penumpang ke bus yang bukan sesuai tujuan penumpang.

Warga Sleman yang kini bekerja di Jakarta, Eka (23) mengaku ketika kehabisan tiket kereta api untuk kembali ke Jakarta saat libur panjang atau Lebaran, dia selalu menggunakan bus.

Akan tetapi, Eka selalu was-was ketika menggunakan bus lantaran memiliki pengalaman yang tak mengenakkan.

Adapun pengalaman tak mengenakkan yang pernah dialaminya yakni tarif bus yang ditumpanginya mencapai Rp 400 ribu.

Padahal ketika bus tiba di terminal, fasilitasnya dianggap tak memadai. Mulai dari ukuran bus yang kecil, hingga penumpang tak diantarkan sampai tujuan.

“Bilangnya sampai Cikarang, tapi faktanya juga cuma sampai Bekasi. Harganya juga Rp 400 ribu, bahkan ada yang ditarik Rp 500 ribu. Kalau kejadian ini terjadi di Terminal Jombor sewaktu Lebaran 2014,” katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Minggu (26/6/2016).

Sementara saat libur Lebaran 2015 lalu, dia kembali menggunakan bus, namun naik dari Terminal Giwangan. Meski tarif yang dipasang oleh agen tak terlalu tinggi, tetapi masih ada penumpang yang terlantar.

Dalam artian, rute bus tak sesuai dengan tujuan yang diinginkan penumpang.

“Sama seperti di Terminal Jombor. Walau ada petugas, tapi petugasnya tidak keliling. Kasihan waktu penumpang komplain, calo dikelilingi teman-temannya. Tentu penumpang kesulitan untuk mendapat keadilan,” jelas Eka.

Salah seorang calo tiket bus di Terminal Giwangan yang tak mau disebutkan namanya mengakui di libur Lebaran, pihaknya selalu mendapat pendapatan lebih dibanding hari biasa.

Adapun cara yang digunakannya yakni menaikkan tarif bus, tergantung kesepakatan dengan penumpang.

“Kementerian (Kemenhub) kan hanya mengatur batas atas bus ekonomi. Bus selain ekonomi enggak. Selama penumpang menyetujui, kami nggak salah. Toh kami nggak menipu,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved