Yuk, Ngabuburit di Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran
Puncak gunung api purba Nglanggeran agak terjal, tapi tergolong tidak sulit meniti jalur ke puncak berketinggian lebih kurang 700 mdpl ini.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: oda
Pendakian menuju puncak dari pintu masuk gunung kira-kira bisa ditempuh satu jam untuk pergerakan cepat. Untuk yang nanjaknya "woles" maksimal dua jam sampai ke puncak Gede yang ada tiang dan bendera merah putihnya.
Buat yang tidak sanggup nanjak, mendaki hingga Pos I dan kongkow di gundukan batu yang disebut gunung Bagong sudah lumayan. Dari titik pandang ini, panorama cantik di selatan dan barat gunung terhampar jelas.
Menuju Pos I ini ada rute unik melewati celah sempit di antara batu besar dan tebing raksasa yang menjulang. Celah ini hanya leluasa dilewati satu orang.
Ada undak-undakan batu di teras terbawah sebelum pengunjung mesti meniti anak tangga dari kayu-kayu yang dipasang pengelola.
Menjelang ujung atas celah, badan dan kepala mesti menunduk karena di antara celah itu terselip bongkahan batu cukup besar.
Tidak ada yang tahu sejak kapan batu itu nyelip di celah itu. Dari titik sesudah celah, perjalanan menuju Pos I tinggal kira-kira lima menit saja.
Buat yang ingin langsung "ngegas" ke puncak, perjalanan bisa dilanjutkan dengan mudah. Perjalanan dari pintu masuk ke Pos I ini ibaratnya pemanasan atau aklimatisasi. Jika mampu melewati pos ini, perjalanan ke puncak niscaya lancar jaya.
Beberapa titik pelataran di kawasan puncak sangat cocok dan nyaman untuk dijadikan lokasi berkemah buat yang ingin menginap.
Atau barangkali buka tenda sekiranya ingin seharian kongkow di kawasan puncak. Lokasi untuk kemah ini terlindung pepohonan dan bebatuan besar.
Tribun Jogja yang "ngabuburit" ke gunung Nglanggeran, Sabtu (11/6/2016) sore, bertemu serombongan mahasiswi dari Yogya yang hendak nge-camp di puncak.
Pertemuan persis terjadi di celah pendakian sebelum Pos I, saat adzan Magrib berkumandang.
Belasan pengunjung lain lebih dulu menuju puncak, seolah mengejar waktu berbuka puasa.