Ramadan 1437

Pernah Dengar Nama Jemunak? Makanan Khas Muntilan Ini Hanya Ada saat Ramadan

Warga Muntilan, Kabupaten Magelang, juga memiliki satu ikon berupa makanan yang hanya hadir saat memasuki bulan suci Ramadan, yaitu Jemunak

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Azka Ramadhan
Jemunak yang sudah siap disantap. 

Setelah dirasa menunjukkan kematangan, gabungan antara ketan dan ketela itu ditumbuk menggunakan lumpang batu, hingga tercampur dan berwujud menyerupai bubur.

Selanjutnya, makanan itu disajikan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah di atasnya, sebelum dibungkus dengan daun pisang.

Untuk melakoni rangkaian proses pembuatan Jemunak itu, Mujilah tidak bekerja sendiri.

Di usianya yang sudah semakin renta, ia dibantu oleh dua anak perempuan, serta dua cucu laki-laki yang nantinya bakal menjadi pewaris resep sakral itu.

"Tenaganya sudah nggak kuat kalau harus masak sendiri, untung ada dua cucu laki-laki yang saya tugasi untuk menumbuk ketan dan ketela," ucap Mujilah.

Tak salah jika Mujilah membutuhkan bantuan dari anak dan cucu, mengingat dalam seharinya, ia bisa memproduksi kurang lebih 1.000 bungkus Jemunak, yang berasal dari 20 kilogram ketela, 7 kilogram beras ketan, 4 kilogram gula merah dan 4 butir kelapa.

Tradisional

Hingga saat ini, rangkaian proses pembuatan Jemunak masih menggunakan peralatan yang serba tradisional, termasuk dengan tetap mempertahankan kompor kayu bakar.

Hal tersebut dilakukan guna menjaga citarasa Jemunak supaya tidak mengalami perubahan.

"Karena rasanya memang lebih enak dan alami, lagipula saya takut meledak kalau pakai kompor gas atau minyak tanah," kata Mujilah.

Sejak pagi, selepas shalat Subuh, Mujilah sudah memulai proses pembuatan Jemunak.

Setiap hari, Jemunak bikinannya selalu habis pada kisaran pukul 17.00 atau beberapa saat menjelang buka puasa.

Pembelinya pun berasal dari masyarakat luas, di seantero Magelang.

"Harganya ada dua macam, tapi sama-sama sangat terjangkau, yaitu Rp 1.500 untuk Jemunak yang dibungkus dengan daun pisang, serta Rp 2.000 untuk bungkusan dari mika," jelas Mujilah. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved