Ramadan 1437

Pernah Dengar Nama Jemunak? Makanan Khas Muntilan Ini Hanya Ada saat Ramadan

Warga Muntilan, Kabupaten Magelang, juga memiliki satu ikon berupa makanan yang hanya hadir saat memasuki bulan suci Ramadan, yaitu Jemunak

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Azka Ramadhan
Jemunak yang sudah siap disantap. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Azka Ramadhan

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Tak hanya menjadi ladang ibadah yang begitu luas, bulan suci Ramadan juga menjadi surganya para pemburu kuliner yang khas.

Satu hal yang menarik, karena deretan makanan dari berbagai daerah itu hanya tersedia atau sengaja dimunculkan ketika puasa tiba.

Jikalau di daerah Kauman, Yogyakarta, terdapat sejenis makanan ringan khas bernama kicak, warga Gunung Pring, Muntilan, Kabupaten Magelang, juga memiliki satu ikon berupa makanan yang hanya hadir saat memasuki bulan suci Ramadan, yaitu Jemunak.

Namanya terdengar cukup unik, masyarakat di kawasan Muntilan dan sekitarnya pun dipastikan mengenal baik kudapan yang bahan bakunya berupa ketela dan beras ketan tersebut.

Perpaduan rasa gurih dan manis dipastikan menggugah selera umat muslim yang hendak berbuka puasa.

Adalah keluarga dari Mujilah (88), warga Karaharjan, Gunung Pring, Muntilan, yang menjadi pionir pembuatan Jemunak.

Akan tetapi, dirinya sendiri tidak tahu-menahu perihal sejak kapan terciptanya resep asli Jemunak, yang sudah turun-temurun sedari kakek buyutnya itu.

"Dari saya belum lahir pun Jemunak sudah ada, saya tinggal melanjutkan saja, sembari menjaga tradisi supaya makanan ini senantiasa terjaga," tandas Mujilah.


Tribun Jogja/Azka Ramadan
Mbah Mujilah tengah menunjukkan proses pembuatan Jemunak

Kue Lopis

Cita rasa dari Jemunak ini sebenarnya memiliki banyak kesamaan dengan kue lopis yang seringkali dihidangkan bersama cenil ataupun gontrol.

Namun, tekstur yang terdapat pada setiap gigitan Jemunak tidaklah seempuk kue lopis.

Layaknya makanan khas jaman kuno, cara pembuatan serta penyajian Jemunak sangatlah sederhana.

Pertama, ketela dan beras yang telah diparut, dimasak dalam dua wadah yang berbeda.

Kemudian, dalam kondisi setengah matang, keduanya dikukus menjadi satu.

Setelah dirasa menunjukkan kematangan, gabungan antara ketan dan ketela itu ditumbuk menggunakan lumpang batu, hingga tercampur dan berwujud menyerupai bubur.

Selanjutnya, makanan itu disajikan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah di atasnya, sebelum dibungkus dengan daun pisang.

Untuk melakoni rangkaian proses pembuatan Jemunak itu, Mujilah tidak bekerja sendiri.

Di usianya yang sudah semakin renta, ia dibantu oleh dua anak perempuan, serta dua cucu laki-laki yang nantinya bakal menjadi pewaris resep sakral itu.

"Tenaganya sudah nggak kuat kalau harus masak sendiri, untung ada dua cucu laki-laki yang saya tugasi untuk menumbuk ketan dan ketela," ucap Mujilah.

Tak salah jika Mujilah membutuhkan bantuan dari anak dan cucu, mengingat dalam seharinya, ia bisa memproduksi kurang lebih 1.000 bungkus Jemunak, yang berasal dari 20 kilogram ketela, 7 kilogram beras ketan, 4 kilogram gula merah dan 4 butir kelapa.

Tradisional

Hingga saat ini, rangkaian proses pembuatan Jemunak masih menggunakan peralatan yang serba tradisional, termasuk dengan tetap mempertahankan kompor kayu bakar.

Hal tersebut dilakukan guna menjaga citarasa Jemunak supaya tidak mengalami perubahan.

"Karena rasanya memang lebih enak dan alami, lagipula saya takut meledak kalau pakai kompor gas atau minyak tanah," kata Mujilah.

Sejak pagi, selepas shalat Subuh, Mujilah sudah memulai proses pembuatan Jemunak.

Setiap hari, Jemunak bikinannya selalu habis pada kisaran pukul 17.00 atau beberapa saat menjelang buka puasa.

Pembelinya pun berasal dari masyarakat luas, di seantero Magelang.

"Harganya ada dua macam, tapi sama-sama sangat terjangkau, yaitu Rp 1.500 untuk Jemunak yang dibungkus dengan daun pisang, serta Rp 2.000 untuk bungkusan dari mika," jelas Mujilah. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved