RSUD Sleman Terapkan Konsep One Stop Services dan Smart Health
Pelayanan dikonsep secara terpadu (one stop services) serta menerapkan sistem smart health.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Operasional layanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman kini ditunjang oleh adanya gedung baru yang lebih modern.
Pelayanan dikonsep secara terpadu (one stop services) serta menerapkan sistem smart health.
Gedung layanan terpadu RSUD Sleman itu diresmikan oleh Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X dan Bupati Sleman Sri Purnomo, Selasa (17/5/2016).
Bersamaan itu, diresmikan pula gedung baru Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) serta gedung Kantor Kecamatan Sleman.
Pembangunan gedung baru RSUD Sleman dimulai sejak 2013 dengan menghabiskan dana hingga Rp157,798 miliar melalui APBD dan pinjaman dari luar. Bangunan terdiri dari dua basement dan lima lantai.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menyebut, pembangunan gedung yang lebih representatif itu sudah menjadi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi.
Pasalnya, hingga April 2016, jumlah pasien di rumah sakit tersebut semakin padat. Hingga April 2016 ini, RSUD Sleman tercatat telah melayani 4.215 pasien rawat inap, 34.738 pasien rawat jalan, gawat darurat 5.850, persalinan 382 , pembedahan 673 dan hemodialisa 3.970.
”Konsep pelayanan RSUD lebih humanis dan onestop service sehingga memudahkan pelayanan dan memberikan kenyamanan. Pembangunan gedung ini juga sebagai upaya mewujudkan masyarakat Sleman sejahtera," jelas Sri Purnomo.
Gedung baru RSUD Sleman kini memiliki 16 unit pelayanan yang sudah distandarisasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Dengan 550 pegawai yang dimiliki, diharapkan rumah sakit kelas B itu bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Direktur RSUD Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, RSUD Sleman kini telah menerapkan konsep smart health seperti yang dicanangkan pemkab dalam menjalani abad kedua.
Di antaranya adalah dengan fasilitas kemudahan bagi pasien untuk melakukan pendaftaran secara mandiri.
Cukup dengan memasukkan data rekam medik pada perangkat komputer yang disediakan, data pasien langsung terkoneksi ke komputer dokter.
"Dari situ, dokter bisa langsung mengetahui layanan atau obat apa yang dibutuhkan pasien. Melalui sistem online, pasien kini juga bisa mengetahui jenis layanan hingga jumlah bed yang tersedia," beber Joko. (tribunjogja.com)