Mayat Membusuk di Kamar Mandi UGM
Sejumlah Mahasiswa dari Asrama Mahasiswa Batam di Yogya Turut Berduka atas Kematian Feby
Beberapa teman-teman dari Asrama Batam di Yogyakarta langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP).
Penulis: abm | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sesosok mayat mahasiswi atas nama Feby Kurnia (19), mahasiswi jurusan Geofisika Fakultas MIPA, ditemukan di kamar mandi Gedung S2 dan S3 FMIPA UGM, Senin (2/5/2016) petang.
Mayat mahasiswi asal Batam itu diduga kuat jadi korban pembunuhan, sebab ada jeratan dileher, sang mahasiswi malang itu diduga sudah meninggal sejak empat hari lalu sebelum ditemukan.
Saat mendengar ada penemuan mayat perempuan di di kamar mandi Gedung S2 dan S3 FMIPA UGM, beberapa teman-teman dari Asrama Batam di Yogyakarta langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP).
"Saya nggak kenal dan belum pernah bertatap muka dengan Feby. Semalam saya dan teman-teman dapat broadcast di grup LINE Batam ada mahasiswa anak Batam yang sudah hilang selama 4 hari. Lalu ada broadcast lagi ada penemuan mayat di kampus," ujar Rossa Pratiwi, salah satu mahasiswa Fisipol UGM asal Batam kepada Tribun Jogja, Selasa (3/5/2016) siang.
Setelah mendengar hal itu, Rossa bersama satu kawannya langsung mendatangi TKP dan disusul oleh 6 orang teman dari Asrama Batam lainnya.
Rossa dan teman-temannya langsung meluncur ke TKP sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu ia bersama teman-temannya tidak bisa masuk ke tempat penemuan mayat karena sudah ada police line.
"Was-was banget semalam takutnya mayat itu adalah Feby, makanya kita rame-rame langsung ke TKP. Saat sampai di TKP, banyak orang banget dan nggak dibolehin masuk sama pihak kepolisian karena sedang ada proses penyelidikan mayat. Kita nunggu di sana dari ramai sampai sepi orang. Hingga pada akhirnya jenazah dibawa ke RS Sardjito untuk diotopsi," jelas Rossa.
"Ya walaupun saya nggak kenal dan belum pernah bertatap muka secara langsung dengan Feby, jujur saya sangat sedih, karena merantau itu kan bawa mimpi dari kampung halaman, terus bawa harapan orangtua juga, apalagi masuk UGM. Itu bangga banget kita bisa jadi mahasiswa UGM. Ketika pulang hanya meninggalkan nama, ya ampun itu nggak nyangka banget," lanjut Rossa yang sangat sedih akan kepergian Feby.
Ia menambahkan, semoga pihak keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan atas kepergian Feby.
Selain itu, iapun berharap Feby mendapatkan tempat yang baik dan diterima di sisi Allah SWT.
"Info: besok pagi jenazah (alm) Feby akan dipulangkan ke Batam dan tadi juga dari pihak Fakultas sendiri memberikan santunan untuk keluarga Feby," lanjut Rossa mengirimkan pesan singkat kepada Tribun Jogja. (*)
