Kisah Pilu Dua Pria Pengidap Kelainan Langka Kepala Tumbuh Tak Beraturan

Keduanya menderita kelainan yang dalam bahasa medis disebut proteus syndrome

Editor: Mona Kriesdinar

1. Joseph Merrick 'Manusia Gajah'

Pertunjukan opera Manusia Gajah

Merrick menderita pembengkakan di bagian kepala, tangan kanan serta kedua kakinya. Hampir sama dengan tumor. Pria yang lahir pada 5 Agustus 1862 dan meninggal pada 11 April 1890 ini, juga mengalami perjalanan hidup yang sangat memilukan.

Berdasarkan penelusuran, kelainan itu mulai dirasakan sejak usianya baru beberapa tahun. Kulitnya tipis kemudian menggelambir, semisal pada bagian bibir yang membesar serta muncul daging tumbuh di bagian keningnya.


Foto Joseph Merrick (wikimedia)

Saat ia menginjak usia 11 tahun, ibunya meninggal akibat kanker pencernaaan. Sementara ayahnya menikah lagi.

Di usia 13 Merrick terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan memilih mencari pekerjaan. Apalagi ia diusir oleh ayah serta ibu tirinya.

Kemudian ia pun meninggalkan rumah pada tahun 1879 ketika usianya 17 tahun.

Lama berkelana hingga akhirnya ia bertemu dengan Sam Torr seorang pengusaha pertunjukan semacam sirkus. Keduanya berhasil memeroleh uang dari hasil 'memamerkan' Merrick kepada publik. Merrick saat itu diperkenalkan dengan julukan Manusia Gajah yang menarik rasa penasaran banyak orang.

Keduanya menggelar tur ke berbagai penjuru daerah di Inggris.


Pertunjukan teater The Elephant Man, tokoh Joseph Merrick ini diperankan oleh aktor Joseph Drake (Net)

Terakhir Merrick bergabung dengan Tom Norman seorang pengusaha pertunjukan yang kemudian membuat galeri pertunjukan di London.

Keberadaan Merrick di galeri itu menggugah niat seorang dokter di Rumah Sakit London yang lokasinya ada di seberang jalan. Saat itu, Frederick Treves, nama dokter itu menawarkan diri untuk menyembuhkan Merrick. Sebelum bisa menjalani terapi, Merrick terpaksa melarikan diri ke Belgia sementara geleri pertunjukan milik Norman ditutup paksa oleh polisi lantaran pertunjukan tersebut dilarang di Inggris.

Di Belgia kehidupan Merrick sungguh memilukan. Ia menjadi gelandangan di Brussels setelah ia ditipu oleh manajernya. Polisi yang menangkapnya di Brussels menemukan kartu nama di saku baju Merrick. Yakni kartu nama dokter Frederick yang dulu pernah berniat untuk menyembuhkannya. Merrick memang kesulitan berbicara sehingga itulah satu-satunya identitas yang bisa dikorek oleh polisi.

Beruntung, dari kartu nama itu, dirinya berhasil dipulangkan ke London lalu mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Penyakitnya tak dapat disembuhkan, namun dokter memperbolehkan Merrick tinggal di rumah sakit hingga akhir hayatnya.

Keberadaan Merrick di rumah sakit ini ternyata menuai simpati banyak orang di Inggris. Bahkan ia menjadi kesayangan Alexandra, Ratu Inggris yang juga bersimpati.

Di usia 27, Merrick meninggal. Sebab kematian resmi yang dirilis ke publik menyebutkan bahwa Merrick meninggal akibat asphyxia, namun adapula yang menyebut penyebab langsung kematian Merrick yakni akibat penyempitan leher.

Hal ini memang menuai perdebatan di kalangan medis, mengingat itu merupakan kasus yang cukup langka.

Teori yang cukup dominan mengenai penyakit Merrick ini yakni disebut sebagai neurofibromatosis type I. Namun, pada tahun 1986 muncul teori baru yang menyebutkan bahwa Merrick menderita kelainan yang disebut Proteus syndrome.

Di tahun 2001, muncul teori lainnya yang menyebutkan bahwa kelainan Merrick merupakan kombinasi antara keduanya. Tes DNA yang dilakukan dengan media rambut dan tulangnya pun membuktikan tidak adanya kesimpulan yang kuat. Namun sebagian besar meyakini bahwa ini merupakan kelainan Proteus syndrome.

Selanjutnya
2. Sian Mumtaz2. Sian Mumtaz
Halaman
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved