Pelajari Indonesia, Mahasiswa Asing UAD Ini Torehkan Prestasi

Shakir, yang berasal dari Thailand mengaku sempat gugup dan butuh konsentrasi tinggi ketika berpidato dengan Bahasa Indonesia.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Kurniatul Hidayah
Mahasiswa Darmasiswa UAD bersama Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD usai menggelar jumpa pers terkait prestasi yang ditorehkan mahasiswa asing tersebut, (ki-ka), Kim Soo Yeon (Korea Selatan) dan Li Lening atau Kinanti (China), Ida Puspita MARes (Kepala KUI UAD), Liana Snystar (Ukraina), dan Shakir Samadamaeng (Thailand). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mahasiswa Darmasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil raih tiga piala sekaligus dalam lomba bertajuk Darmasiswa Got Talent, di Universitas Diponegoro (Undip), pada 17 Maret 2016 lalu.

Mereka adalah Liana Snystar (Ukraina), Shakir Samadamaeng (Thailand), Kim Soo Yeon (Korea Selatan) dan Li Lening (China).

Dalam lomba tersebut, Liana berhasil menjadi Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Indonesia yang disusul oleh Shakir di urutan ke dua. Sementara itu, Liana juga tampil bersama dua rekan lain yakni Soo dan Li untuk membawakan Tari Piring, yang meraih Juara 2 Lomba Pagelaran Seni Indonesia.

"Terima kasih UAD dan Tim Darmasiswa Indonesia yang telah memberikan saya kesempatan untuk yang kesekian kalinya dalam mengikuti lomba. Saya sangat senang dengan pengalaman liar biasa yang saya dapatkan selama tinggal di Indonesia. Semoga pengalaman ini bisa saya bagikan ke teman-teman di negara saya kelak jika sudah kembali ke Ukraina," terangnya, saat jumpa pers di Ruang Sidang Rektorat UAD, Sabtu (2/4/2016).

Shakir, yang berasal dari Thailand mengaku sempat gugup dan butuh konsentrasi tinggi ketika berpidato dengan Bahasa Indonesia.

Pasalnya selama ini ia hidup di kawasan Thailand Selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, dengan bahasa Melayu yang mirip dengan Bahasa Indonesia.

"Aku benar-benar takut kalau nantinya yang terucap adalah Bahasa Melayu, karena keduanya mirip tapi tetap berbeda," urainya lantas tersenyum.

Sementara itu, dua mahasiswi lain, yakni Soo dan Li, membagikan suka dukanya mempelajari hingga tampil sebagai penari Tari Piring asal Sumatera Barat.

"Wah senang seakli akhirnya selesai. Aku baru pertama kali tahu Tari Piring di Indonesia, soalnya susah cari informasi tentang Indonesia di Tiongkok," ungkap Li atau perempuan yang memiliki nama Indonesia Kinanti tersebut.

Soo juga menambahkan bahwa untuk menghafalkan gerakan Tari Piring tidaklah rumit, karena pada semester pertama mereka sudah mendapatkan materi tentang budaya Indonesia. Sehingga hal tersebut bukan sesuatu yang benar-benar asing baginya.

"Kalau ditanya kesulitannya ya mungkin karena gerakannya cepat. Awal latihan piringnya sering jatuh. Akhirnya kami menggunakan selotip untuk merekatkan di jemari kita," kenangnya lantas tertawa.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved