Gerhana Matahari Total 2016
Momen Langka, PT Pos Indonesia Terbitkan Perangko Istimewa Bergambar Batara Kala Melahap Matahari
Mitos yang mengiringi proses terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT) tergambar jelas dalam prangko istimewa yang diterbitkan PT Pos Indonesia
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dalam hitungan hari, fenomena alam sekaligus peristiwa bersejarah akan melintasi langit Indonesia pada 9 Maret 2016 mendatang.
Gerhana Matahari Total (GMT) yang menarik jutaan penduduk Indonesia, dapat diabadikan tak hanya melalui foto, namun juga dalam bentuk prangko edisi khusus GMT.
Sang mentari menjalankan kewajibannya untuk menyinari bumi, seperti yang biasa ia lakukan sehari-hari. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh kemunculan sesosok Batara Kala yang berusaha melahapnya.
Sebagian matahari berhasil dilahap 'monster' tersebut. Perlahan, Batara Kala berusaha merekahkan mulutnya lebih lebar lagi sehingga kini bumi menjadi gelap gulita. Matahari hilang ditelan Batara Kala.
Beberapa saat kemudian, sedikit demi sedikit sinar matahari kembali terlihat dari permukaan bumi. Hal itu terjadi seiring kepergian Batara Kala yang meninggalkan sang mentari.
Mitos yang mengiringi proses terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT) tersebut, tergambar jelas dalam prangko istimewa yang diterbitkan PT Pos Indonesia pada tanggal 23 Februari 2016 lalu.
Terdiri dari tiga desain, prangko edisi GMT tersebut berisi sepertiga fase pertama, dua per tiga GMT, dan tiga per tiga fase terakhir.
Satu edisi prangko GMT berjumlah 24 keping dan terdiri dari 8 set. Harga satu set prangko GMT, yang terdiri dari tiga prangko dalam tiga fase, dijual Rp 9 ribu.
Di Yogyakarta sendiri, prangko istimewa tersebut sudah mulai didapatkan para pengumpul prangko atau filateli, atau masyarakat umum yang antusias menyambut fenomena GMT, sejak 1 Maret 2016.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Kantor Pos Yogyakarta 55000, Dodik Budiantono.
Dodik mengatakan bahwa prangko istimewa edisi GMT tersebut hanya dicetak sebanyak 300.000 set yang didistribusikan ke seluruh kantor pos di Indonesia.
"Yogyakarta ini termasuk daerah yang dapat bagian cukup banyak dibanding daerah lain. Hal ini karena pusat melihat antusiasme filateli dan komunitas pecinta dunia astronomi sangat besar di Yogyakarta," terang pria berkacamata tersebut ketika ditemui Tribun Jogja di ruang kerjanya, Sabtu (5/3).
Selain mengeluarkan prangko edisi GMT, PT Pos Indonesia, lanjut Dodik, juga menerbitkan souvenir sheet dan sampul hari pertama.
Tak sebanyak jumlah prangko edisi GMT, untuk souvenir sheet hanya dicetak 9.000 lembar dan sampul hari pertama dicetak sejumlah 3.000 buah.
"Sayangnya hingga hari ini (5/3/2016), untuk souvenir sheet dan sampul hari pertama belum masuk ke Yogyakarta. Kemungkinan karena sudah banyak yang memesan langsung ke pusat, sehingga tidak sampai didistribusikan, sudah habis," urainya.