Kakak Beradik Asal Sleman Ini Sukses Raup Dolar dari Usaha Desain Huruf dan Angka
Para desainer memanfaatkan teknologi komputer sebagai perangkat kerja utama mereka.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Yogyakarta kaya akan seniman dan orang-orang kreatifnya. Dari tangan terampil tersebut, mereka dapat mengumpulkan pundi-pundi uang, tak hanya di Indonesia tetapi sampai ke mancanegara.
Hal itu dipermudah lantaran saat ini internet dapat diakses oleh siapapun.
Salah satu industri kreatif yang menjanjikan dan diminati adalah type foundry and lettering.
Jenis ini biasa disebut produksi huruf digital dan seni menggambar huruf. Selain alat lukis, para desainer memanfaatkan teknologi komputer sebagai perangkat kerja utama mereka.
Salah satu pelaku jasa pembuatan huruf digital ini adalah kakak beradik Andhika Widianto (36) dan Ardian Radityo (29).
Sudah dua tahun belakangan, mereka bekerja di rumah sekaligus studio mereka di Jalan Gejayan Pelemkecut, Caturtunggal, Depok, Sleman dan memasarkan hasil kreatif mereka dalam bentuk digital ke sebuah website khusus.
"Usaha kami adalah menjual font. Tidak hanya membuat huruf A sampai Z kami juga menyusun punctuaition atau tanda baca, angka 1 sampai 9, variasi atau ligature untuk mempercantik huruf. Semuanya diolah di studio kami," terang Ardian Radityo
Andhika, sang kakak, menimpali hasil karya mereka dijual di sebuah website yang khusus menjual semua produk digital, mulai dari font, tipografi, desain logo dan lain-lain.
Mayoritas pembelinya berasal dari Amerika seperti production house ataupun perusahaan clothing. Calon pembeli bisa memilih font atau desain yang mereka inginkan dan mengundunhya setelah mentransfer sejumlah uang.
Andika membeberkan, satu jenis font biasanya dijual seharga 13-25 dollar sedangkan desain logo dijual seharga 16-50 dollar.
Hasil desain mereka ada yang dijual eceran atau retail tetapi ada juga yang dibuat eksklusif untuk satu konsumen saja.
Andika bercerita, ketika memutuskan mencoba bisnis kreatif ini, mereka harus membeli aplikasi perangkat lunak untuk mendisain atau memodifikasi huruf seharga 500 dollar. Aplikasi tersebut digunakan untuk proses pembuatan font mulai dari nol.
Sedangkan proses pengerjaannya dimulai dari menggambar sketsa huruf di atas kertas atau dalam bentuk hardcopy. Kemudian gambar tersebut dimasukkan ke dalam komputer dengan proses scaning.
Proses selanjutnya adalah tracing atau menggambar ulang sketsa di kertas menjadi format vector atau digital. Setelah semua huruf terbentuk, langkah selanjutnya adalah kerning atau menyusun jarak antar huruf.
Langkah terakhir yang cukup memakan waktu adalah proses programming atau mengolah desain menjadi font yang siap diunduh dan digunukan konsumen.
"Biasanya kami membutuhkan waktu satu hingga dua bulan untuk membuat font," paparnya.
Ardian Radityo, pemuda yang merupakan jebolan sekolah disain menambahkan, dalam pembuatan font dan logo mereka membutuhkan proses mengumpulkan inspirasi. Layaknya seorang seniman, inspirasi itu bisa datang dari mana saja.
Misalnya di sepanjang jalan yang mereka lalui saat bepergian, pasti menemukan tulisan-tulisan ataupun logo. Bahkan ketika ia melihat tulisan di tangki bensin bisa memberikan ide membuat desain. (*)