Memulai Usaha di Usia Muda

Kurangnya lapangan kerja yang ada, seharusnya bisa dijadikan peluang bagi tiap orang untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

Penulis: una | Editor: oda
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ada penelitian yang menyebutkan bahwa lulusan di Indonesia lebih memilih menjadi job seeker daripada job creator.

Namun, lapangan kerja di Indonesia sepertinya tak dapat menampung begitu banyak lulusan yang ada sehingga pengangguran terjadi.

Kurangnya lapangan kerja yang ada, seharusnya bisa dijadikan peluang bagi tiap orang untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

Jika SDM Indonesia sedari dini berpikir untuk berwirausaha maka bukan tidak mungkin masalah pengangguran di Indonesia akan teratasi.

Harus diapresiasi jika ada anak muda yang akhirnya memilih untuk terjun di dunia usaha. Selain itu melatih kemandirian sejak dini, juga melatih anak muda untuk siap masuk dunia kerja.

"Niat awal pengen punya usaha itu karena butuh tambahan uang. Makanya, terus putar otak gimana caranya cari uang. Karena saya sering main instagram, saya lihat banyak sekali online shop di situ. Dari situ, saya mulai tertarik buka online shop, " ujar Veronica Maharani Devi, siswi SMK N 1 Bantul.

Berbeda lagi dengan Febri Setyawan. Setelah mengambil jurusan teknik komputer jaringan di SMK N 1 Pleret, Febri mulai mengeksplor kemampuannya dari ilmu yang dia dapat di sekolah.

" Sejak di sekolah diajari untuk bongkar-bongkar PC, saya kemudian menerapkan ilmu yang saya dapat, dan membongkar PC saya sendiri. Setelah itu, lama kelamaan saya bisa service. Kira-kira dipertengahan kelas 10, beberapa teman saya mulai minta tolong untuk menservice komputernya. Dari situ kemudian mulai banyak beberapa orang kenalan teman saya yang minta bantuan juga, " ujarnya.

Untuk memulai sebuah usaha tentunya perlu ketekunan dan ketelitian. Beberapa orang sebelum memulai sebuah usaha, juga melakukan penelitian terlebih dulu agar tak salah langkah dalam menjalankan usaha tersebut.

"Setelah ada ketertarikan untuk membuka online shop (olshop) , saya mulai meneliti olshop satu ke lainnya. Kemudian saya melihat kalau sebagian dari olshop adalah reseller. Saya lihat jadi reseller itu mudah dan tidak butuh modal awal untuk pengadaan barang. Jad, saya putuskan untuk ikutan jadi reseller dari olshop. Dan selalu cari olshop yang supplier pertama agar keuntungan bisa maksimal, " jelas Veronica.

Ketika dimintai bantuan untuk menservice komputer beberapa temannya, Febri tidak mematok harga khusus.

Baginya, sudah menjadi kepuasan tersendiri jika ilmu yang dia dapat, akhirnya bisa diaplikasikan sekaligus membantu orang lain.

"Ya saya hanya ingin membantu siapapun dengan apa yang bisa saya lakukan. Selain itu, saya juga bisa mengeksplor berbagai jenis komputer dari laptop, netbook dari model lama sampai terbaru. Terkadang saat membantu membetulkan komputer, ada juga yang memberi saya uang lelah, dari Rp 15 ribu sampai Rp 40 ribu. Menurut saya ya itu bonus saja, yang penting niat awal saya membantu, " tambah Febri.

Setelah hampir setahun mengelola olshopnya, Vero mulai mendapat banyak orderan. Tak jarang keuntungan bersihnya mencapai Rp 150 ribu perbulan. Bahkan terkadang dalam seminggu, ada sekitar 1 lusin kaus stripe habis terjual.

"Kalau sebelumnya, hasil pendapatan saya gunakan untuk jajan. Tapi mulai bulan januari kemarin, uang hasil dari jualan itu masih saya simpan mau di tabung. Buat jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak, " ujar Vero.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved