Hadapi TPP, Pengusaha Furniture Lakukan Diversifikasi Pasar
Adanya kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP) oleh 12 negara diprediksi bakal turut membawa dampak terhadap angka ekspor Indonesia.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Adanya kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP) oleh 12 negara diprediksi bakal turut membawa dampak terhadap angka ekspor Indonesia.
Termasuk juga produk-produk furniture dari Yogyakarta.
Amerika Serikat dan Jepang yang termasuk negara tujuan ekspor terbesar produk DIY diketahui juga turut bergabung dalam TPP.
Selain itu, negara lain yang tergabung di dalamnya adalah Australia, Brunei Darusalam, Kanada, Cile, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Meski begitu, para pengusaha furniture mengaku tidak gentar atas perjanjian perdagangan tersebut.
Selain mendorong adanya regulasi ekspor yang lebih baik dan stabilitas perekonomian dalam negeri , para pengusaha juga mulai memikirkan diversifikasi negara tujuan ekspor selain yang sudah ada.
Wakil Ketua Asosiasi Indsutri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY, Endro Wardoyo tak memungkiri jika adanya TPP itu bakal berdampak pada sektor ekspor dari Indonesia, khususnya Yogyakarta.
Yakni, semakin berkurangnya daya saing dan pricing produk mengingat negara-negara dalam TPP memberlakukan nol persen bea masuk barang.
Dalam hal ini, Vietnam menjadi ancaman terbesar bagi produk ekspor tanah air.
"Sedangkan kalau di kita (Indonesia) kan ada bea masuk 15-20 persen. TPP itu sangat menguntungkan VIetnam karena mebel dan furniture di sana porsinya besar juga. Barang kita akan kalah saing dari mereka," kata Endro, dihubungi Tribun Jogja, Rabu (17/2/2016).
Pihaknya mengaku belum bisa memprediksikan seberapa jauh dampak dari TPP tersebut. Namun begitu, langkah antisipasi sudah disiapkan, termausk dengan diversifikasi pasar tujuan ekspor.
Menurut Endro, beberapa negara di kawasan lain yang sedang berkembang dan bukan anggota TPP cukup potensial untuk digarap.
Misalnya, Asia Tengah, Korea, Afrika, Timur Tengah, hingga Rusia dan negara-negara eks Uni Soviet. Negara yang disebut terakhir ini dipandang potensial mengingat ada unsur sentimen terhadap negara dunia barat.
"Mereka ekonominya sedang tumbuh dan selama ini belum ada kerjasama dengan kita. Jadi, itu bisa digarap. Kami dari Asmindo juga akan menggelar pameran Jogja International Furniture and Crft Fair Indonesia (JIFFINA) 2016 untuk menggaet buyer potensial dari berbagai negara," kata dia.